TEMPO.CO, Malang - Meski sudah menetapkan 14 pelajar sebagai tersangka pengeroyokan yang menyebabkan tewasnya seorang pelajar kelas VIII-F, namun Kepolisian Resor Malang belum memeriksa kepala sekolah dan guru-guru yang dianggap harus turut bertanggung jawab karena peristiwa terjadi di sekolah.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Malang, Ajun Komisaris Wahyu Hidayat, mengatakan pemanggilan Mahmud Asyari, sang kepala sekolah, serta empat guru wali kelas yang siswanya terlibat dalam pengeroyokan akan dilakukan pekan depan. “Kami agendakan hari ini, tapi mereka minta dipanggil Selasa pekan depan,” kata Wahyu, Jumat, 6 Juni 2014.
Wahyu menjelaskan empat wali kelas yang akan dimintai keterangan dari kelas VIIIB, VIIID, VIIIE, dan VIIIF. Polisi sempat memeriksa 17 siswa. Tiga orang siswa berinisial FD, DG, dan NA dipulangkan karena mereka tidak terbukti terlibat pengeroyokan berdasarkan keterangan para pelaku.
Sedangkan 14 orang lagi dijadikan tersangka setelah diperiksa sepanjang Kamis kemarin. Mereka berinisial AG, IT, JF, AR, FR, RD, RZ, BD, AZ, MF, KA, GA, SN, dan FN. Dari 14 tersangka, AG, IT, dan JF yang aktif mengeroyok. AG dan IT memiting, dan JT memukuli kepala korban.
Sejumlah pelaku mengaku menuduh korban mengisi air ke dalam tangki sepeda motor milik AG, sehingga sepeda motornya mogok. Sepeda motor milik AG dan tiga temannya sehari-hari diparkir di rumah seorang warga dekat sekolah. Sebelumnya, sepeda motor AG kehabisan bensin sebanyak empat kali kejadian.
Ada siswa yang melaporkan ke AG bahwa Andi pelakunya. Tuduhan ini disangkal Andi, tapi AG dan kawan-kawannya terlanjur murka. “Lalu tersangka RD memanggil korban ke dalam kelas dan terjadi pengeroyokan. Pengeroyokan terjadi dua kali di kelas, satu kali di luar kelas, dan satu kali di halaman sebelum pagar sekolah. Korban tidak melawan sama sekali,” kata Wahyu.
Ketua Forum Masyarakat Peduli Pendidikan (FMPP) Kabupaten Malang, Sayekti, sempat mengunjungi para pelaku yang sedang menjalani ujian kenaikan kelas (UKK) hari pertama di ruang eksekutif Markas Kepolisian Resor Malang di Kepanjen. Berkat bantuan polisi, FMPP sudah bertemu dengan dua siswa dan kami tidak menyinggung terlalu jauh kasus pengeroyokan itu agar mereka tidak merasa tertekan. “Kami hanya memberikan support saja agar mereka tetap belajar agar bisa mengerjakan UKK dan naik kelas,” kata Sayekti.
Menurut Sayekti, para pelaku mengaku sangat menyesali kematian Andi karena mereka sebenarnya tidak berniat membunuh, kecuali hanya memberi pelajaran agar Andi tidak mengulang perbuatannya. Mereka pun mengaku diperlakukan dengan sangat baik selama ditahan. Mereka tidak dicampur dengan tahanan dewasa, melainkan dikumpulkan bersama.
Atas kejadian itu, Sayekti meminta pihak sekolah, terutama kepala sekolah, harus bertanggung jawab. Pihak sekolah dianggap lalai mengawasi siswanya. Sangat janggal bila pihak sekolah tidak mengetahui insiden pengeroyokan lantaran peristiwanya berlangsung di lingkungan sekolah dan pada jam aktif sekolah.
Ia berharap ada tindakan tegas dari Pemerintah Kabupaten Malang dengan mencopot kepala sekolah. Sanksinya tak cukup hanya dimutasi. “Guru lain, utamanya wali kelas, juga harus bertanggung jawab karena yang bersangkutan dianggap lalai dan bisa dianggap melakukan pembiaran. Aneh, mereka mengaku tidak tahu,” kata Sayekti.
Adapun pihak sekolah bungkam. Kepala sekolah "menghilang", posisinya tidak diketahui.
ABDI PURMONO
Berita Terpopuler
Pria Australia Klaim Tiduri Ratusan Gadis di Bali
Baca Eksepsi Hari Ini, Anas Janji Serang SBY
Iyeth Bustami: Jokowi Trendsetter Blusukan
Pelecehan Seksual, JIS Kecewa Dua Gurunya Diungkap
Dinikahi Putri Jepang, Pria Biasa Ini Pendeta
Berita terkait
10 Anggota Gengster di Tangsel Ditangkap Setelah Serang dan Lukai 2 Orang di Bintaro
1 hari lalu
Polisi menangkap 10 anggota gengster di Tangsel setelah menyerang dan melukai dua orang di Bintaro.
Baca SelengkapnyaKapolda dan Wakapolda Banten Besuk Ustadz Muhyi Korban Pengeroyokan Pegawai Bank Keliling di Serang
31 hari lalu
Polisi telah menangkap satu pelaku pengeroyokan terhadap ustadz Muhyi. Kapolda meminta massa tidak main hakim sendiri.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Pakel Banyuwangi dan PT Bumisari Saling Lapor, Ini Kata Polisi
35 hari lalu
Polresta Banyuwangi menargetkan kedua belah pihak berdamai dan situasi kamtibmas khususnya di Desa Pakel kondusif.
Baca SelengkapnyaKasus Anggota TNI Dikeroyok, Kapolres Metro Jakarta Pusat: Ada Tersangka Baru
36 hari lalu
Insiden bermula saat seorang pedagang di Pasar Cikini, Menteng, diperas tiga pria. Pedagang ini mengadukan pemalakan itu kepada putranya, anggota TNI.
Baca SelengkapnyaPetani Desa Pakel Banyuwangi Dilaporkan Balik oleh Satpam PT Bumisari atas Dugaan Pengeroyokan
36 hari lalu
Konflik Agraria antara petani Desa Pakel Banyuwangi dan PT Bumisari makin berlarut-larut.
Baca SelengkapnyaEmpat Pelaku Pengeroyokan Polisi di Makassar Ditangkap, 5 Masuk DPO
46 hari lalu
Tiga pelaku pengeroyokan polisi di Makassar adalah pelajar, dan satu buruh harian lepas.
Baca SelengkapnyaImam Masjid di Takalar Jadi Sasaran Pengeroyokan
46 hari lalu
Polres Takalar tengah menyelidiki kasus dan motif pengeroyokan imam masjid. Muncul dugaan bahwa korban merendahkan kehormatan istri seorang warga.
Baca SelengkapnyaPolisi Tangkap Pelaku Tawuran Genk Bhirues dan Remaja Anak Lapak Klender, Satu Orang Buron
49 hari lalu
Tawuran yang terjadi Jalan Dermaga Raya, Klender, 21 Februari 2024 itu menyebabkan satu orang meninggal karena pengeroyokan.
Baca SelengkapnyaAnak Perempuan di Tangsel Dianiaya Sekelompok Orang Hingga Trauma, Dikira Ikut Perang Sarung
49 hari lalu
Anak perempuan dipukuli dan diinjak, diduga jadi korban salah sasaran pelaku tawuran perang sarung di Ciputat, Tangsel.
Baca SelengkapnyaDikira Ikut Perang Sarung, Anak Perempuan di Ciputat jadi Korban Pengeroyokan
49 hari lalu
Seorang anak perempuan berusia 12 tahun menjadi korban pengeroyokan sejumlah remaja di Ciputat
Baca Selengkapnya