Indonesia Tidak Akan Bawa Kasus Ambalat ke ASEAN

Reporter

Editor

Selasa, 8 Maret 2005 20:44 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Pertemuan Menteri Luar Negeri Indonesia Nur Hassan Wirajuda dengan Menteri Luar Negeri Malaysia Seri Syed Hamid Albar untuk menegaskan sikap Indonesia. "Pertemuan ini untuk menjelaskan posisi Indonesia atas kasus ini," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri Marty M. Natalegawa, Selasa (8/3). Menurut Marty, pertemuan ini harus diapresiasi karenakedua negara sudah memiliki keinginan kuat untukmengedepankan jalur diplomasi dalam menyelesaikanmasalah Ambalat. Melalui komunikasi diplomatik ini, ujarMarty, Indonesia menegaskan sikapnya atas wilayah diblok Ambalat yang terletak di perairan Laut Sulawesi."Lewat jalur diplomasi, kita ada tegaskan posisi kitabahwa Ambalat berada di yurisdiksi Indonesia," ujarMarty. Pilihan melalui jalur diplomasi sendiri, menurutMarty, bukan bentuk posisi Indonesia lemah. "Justrukita percaya argumentasi yang kita miliki valid dandidukung hokum internasional," ujarnya.Diplomasi bilateral ini, akan ditempuh Indonesia untukmenyelesaikan masalah yurisdiksi negara kepulauan inidengan Malaysia. Sejauh ini, tidak ada rencanamembawanya ke tingkat ASEAN. Walaupun dalam "rute"diplomasi ASEAN ada high council yang bisamembantu penyelesaian sengketa. Hal ini merupakan"usulan" yang tercantum dalam Treaty of Amity andCooperation (Traktat Kerjasama dan Persahabatan).Selain itu, traktat yang digagas dari pertemuananggota ASEAn di Bali tahun 1976 itu menegaskan tidakadanya penggunaan kekuatan militer dalam penyelesaiankonflik antar anggota ASEAN.Komunikasi diplomatik ini, kata Marty, sejalan danterkoordinasi dengan gelar pasukan yang ada diperairan sekitar Kalimantan Timur itu. Gelar pasukanyang dilakukan, ujar Marty, merupakan upaya salingmemperkuat komunikasi diplomasi dengan upaya pasukanmenjaga kedaulatan wilayah. Pertemuan, Rabu (9/3) sendiri, kata Marty, bersifaturgent (mendesak) sehingga tidak ada rencana pertemuantersebut jauh-jauh hari. Sementara itu, dari Putra Jaya, Menteri Luar NegeriSeri Syed Hamid mengatakan penyesalannya terhadappemberitaan media di Indonesia atas perkembangan yang terjadidengan sentimen yang melibatkan emosi. Penyelesaian dengan emosional, katanya,bukan cara yang bisa menghasilkan penyelesaian. "Hubungan bilateral bukan hubungan yang berorientasipada isu semata. Saya rasa hubungan kami(Indonesia-Malaysia) lebih dari sekedar itu," ujarnyaseperti diberitakan Bernama. Syed Hamid mengatakan,Malaysia menganggap Indonesia sebagai rekan yangpenting dalam hubungan bilateral dan salah satu negarayang penting dalam kawasan. Yophiandi-Tempo

Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

1 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

4 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

6 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

6 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

7 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

7 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

7 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

14 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

15 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

17 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya