Warga Sulawesi Tengah Dirikan Front Bela Indonesia
Reporter
Editor
Selasa, 8 Maret 2005 16:11 WIB
TEMPO Interaktif, Palu: Front Bela Indonesia (FBI) provinsi Sulawesi Tengah membuka pendaftaran bagi warga negara yang akan diterjunkan ke Blok Ambalat, Kalimantan Timur untuk mempertahankan daerah tersebut bila diserang Malaysia. Dalam pendaftaran yang baru dibuka hari ini, Selasa (8/3), terdaftar tujuh orang. Rata-rata yang mendaftar adalah kaum muda yang tidak punya penghasilan tetap. Ketua FBI Sulteng, Nawawi Sang Kilat, mengatakan FBIdidirikan atas kesepakatan beberapa warga kota Paluyang tidak ingin melihat negara Indonesia dipermainkan negara lain, termasuk Malaysia. Pendiri FBI Sulteng, kata dia, adalah orang-orang yang sudah pernahdiperlakukan tidak baik oleh aparat keamanan Malaysia. "Mereka adalah para pedagang tradisional antara pantai barat Donggala dengan Malaysia. Mereka rata-rata pernah dipukul polisi Malaysia," katanya. Para relawan yang mendaftar mengisi formulir yang salah satu syaratnya adalah risiko kematian ditanggung sendiri. Lebih lanjut Nawawi mengatakan, pihaknya belum sempatmeminta izin ke polisi setempat. Namun ia menyakini pihak polisi dan TNI tak keberatan dengan inisiatif ini. Sebelum diterjunkan ke medan perang, kata Nawawi parasukarelawan terlebih dalu akan dibekali pengetahuanilmu ketentaraan dan ilmu spiritual. "Kami akanbekerja sama dengan TNI untuk pelatihan," jelasnya. Nawawi yang juga mantan anggota DPRD Sulteng inimelihat bila terjadi perang antara Malaysia denganIndonesia maka wilayah Sulteng akan terkena langsung.Karena itu, kata dia, banyak warga Sulteng ingin ikutdalam perang ini bila hal itu benar-benar terjadi."Dari pada kita mati di kampung kita lebih baik ikut kemedan perang," katanya. Daerah pantai barat Donggala memang sejak dulu, sebelumIndonesia berdiri, sudah melakukan hubungan dagangdengan Malaysia. Hingga kini warga pantai barat Donggala menjual sapi dan kambing mereka ke Malaysia. FBI Sulteng juga meminta agar pemerintah bertindaktegas dalam menyelesaikan sengketa ini. Ia juga mintaagar daerah perbatasan di kawasan Ambalat dikirim paratransmigran untuk menghuni wilayah itu. Selain ituperlunya pemerintah membuat radio-radio di kawasan itukarena selama ini di daerah perbatasan di kawasan ituorang hanya mendengar Radio Tawau FM daripada RRI ataubanyak menonton TV 3 Malaysia dari ketimbang televisiIndonesia. Darlis