Hari Kartini, Lomba Balap Gerobak Sapi  

Reporter

Editor

Harun Mahbub

Senin, 21 April 2014 03:03 WIB

Kharirudin, seorang bajingan, sebutan untuk pengemudi pedati sapi tradisional, dari kelurahan Umbulmartani, kecamatan Ngemplak memberi pisang kepada sapinya di Lapangan Pojok, kelurahan Harjobinangun, kecamatan Pakem, kabupaten Sleman, Yogyakarta, Sabtu (25/8). TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Sleman - Adu balap otomotif itu sudah biasa dan kerap digelar di mana-mana. Namun, adu balap kendaraan tradisional gerobak sapi mungkin baru pertama kali dilakukan di lapangan Desa Donoharjo, Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu, 20 April 2014.

Lomba balap gerobak sapi ini digelar untuk memperingati hari Kartini 21 April. Ketua panitianya pun seorang perempuan yang menjadi satu-satunya bajingan di Daerah Istimewa Yogyakarta, yakni dokter hewan Rina Wijayani. Bajingan adalah sebutan untuk sopir gerobak sapi. (Baca: Ketua MPR Jadi 'Bajingan' di Prambanan)

Rina mempunyai gerobak lengkap dengan sapinya. Ia menyatakan dengan melestarikan gerobak sapi, maka bisa menjadi salah satu alat penunjang wisata, sarana keakraban antar para bajingan, dan bisa dimanfaatkan sebagai sarana transportasi tradisional.

Ia menjelaskan, para bajingan peserta lomba itu juga diwajibkan menggunakan sapi jenis benggala, yaitu sapi yang berwarna putih. Sebab, sapi ini merupakan hewan asli Indonesia dan saat ini sudah menurun populasinya. "Dalam lomba ini diambil empat pemenang untuk domba dan banyak hadiah lain," kata Rina yang memakai topi ala cowboy, sepatu boot, dan jas dinas dokter hewan berwarna putih. (Baca: Sabtu, Seratusan Bajingan Ramaikan Kampanye PKB)

Dalam lomba ini, bukan kecepatan yang menjadi penentu utama pemenangnya. Penilaian lebih pada keindahan, kekompakan sapi, tidak menyenggol pembatas lintasan, dan maksimal waktu tempuh hanya 5 menit untuk jarak 50 meter. "Justru kecepatan itu hanya menjadi penilaian tambahan," kata Bunakir HS, Sekretaris Paguyuban Gerobak Sapi Pangrekso Andini, Sleman, Yogyakarta.

Lomba mengemudi gerobak dengan penarik dua sapi besar diikuti oleh 40 peserta. Gerobak yang sudah mulai jalan lalu megikuti aturan lomba dengan memutar gerobak ke arah kanan. Lalu setelah jalan, gerobak diputar ke arah kiri. Saat gerobak berputar ke kanan, roda kiri justru tidak berputar, begitu pula sebaliknya.

Bunakir mengatakan, gerobak sapi merupakan salah satu alat transportasi tradisional untuk mengangkut hasil-hasil pertanian. Bahkan, pada zaman pejajahan, gerobak digunakan sebagai alat trasnsportasi para pejuang. Kini keberadaan gerobak itu semakin tergerus oleh alat transportasi modern. Namun, masih ada masyarakat yang tetap melestarikan sarana transportasi ini. Selain sebagai alat trasportasi, juga sebagai penunjang pariwisata dan klangenan.

Suharman, 56 tahun, seroang bajingan asal Wukirsari, Cangkringan, Sleman yang ikut lomba menyatakan deg-degan saat ikut drag atau memacu dua sapinya. Jika sapi tidak menurut aba-abanya, sapi yang satu ke kiri, yang satu lagi justru ke kanan.

MUH SYAIFULLAH

Topik terhangat:
Pelecehan Siswa JIS | Kisruh PPP | Jokowi | Prabowo | Pemilu 2014


Berita terpopuler:
Jakarta Kota Standar Hidup Mahal
6 Cerita Mengejutkan di Balik Konflik PPP
Hotel di Bali Harus Tingkatkan Konsumsi Buah dan Pangan Lokal

Berita terkait

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

10 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

14 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

50 hari lalu

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.

Baca Selengkapnya

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

57 hari lalu

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

5 Februari 2024

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.

Baca Selengkapnya

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

5 Februari 2024

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

Segini besar anggaran dana abadi budaya yang sudah dikantongi Kementerian Keuangan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

2 Februari 2024

Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

Debat capres terakhir, 4 Februari 2024 salah satunya mengusung tema kebudayaan. Begini harapan budayawan, pekerja seni, dan sastrawan?

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

24 Januari 2024

Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

Anies Baswedan janji kepada warga Desak Anies di Rocket Convention Hall, Sleman, Yogyakarta. Anies menjanjikan Yogyakarta menjadi Kancah Baur Budaya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

23 Januari 2024

Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

Globalisasi adalah proses integrasi dan interaksi antar negara. Ketahui pengertian globalisasi, penyebab, hingga dampaknya di artikel ini.

Baca Selengkapnya

Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

18 Januari 2024

Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

Indonesia terpilih untuk menjadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre dari 11 perwakilan negara anggota ASEAN di Seoul

Baca Selengkapnya