Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Peduli Pengendalian Tembakau (Gempita) melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Kamis 26 April 2012. TEMPO/Subekti. 20120426.
Chan, kata Nafsiah, menghargai kepemimpinan SBY dalam panel tingkat tinggi PBB yang membahas agenda pembangunan setelah 2015 di New York pada Mei 2013. Dalam panel tersebut, SBY berbicara tentang pencegahan penyakit tak menular.
Chan, menurut Nafsiah, berharap SBY juga memiliki sikap kepemimpinan yang sama untuk meratifikasi FCTC. "Dia mengharapkan agar Indonesia juga menunjukkan kepemimpinannya dengan menyetujui FCTC," kata Nafsiah seusai rapat koordinasi.
Tak hanya Chan, kata Nafsiah, Direktur Regional WHO di Jenewa juga mengatakan hal senada. Dia menilai Indonesia perlu menjadi pemimpin dunia untuk mencegah penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh rokok.
Untuk meyakinan SBY, menurut Nafsiah, Direktur Pencegahan Penyakit Tak Menular WHO mengatakan FCTC tak menurunkan kesejahteraan petani dan industri rokok. Soalnya, meski nanti angka prevalensi perokok akan menurun lantaran bertambahnya penduduk, jumlah mereka tetap sama. Rokok juga memiliki zat aditif sehingga tak mungkin ditinggalkan oleh para perokok dalam waktu singkat. Jadi, menurut Nafsiah, jumlah perokok dan industri rokok akan tetap sama.
Nafsiah berharap SBY segera meratifikasi FCTC ini. Namun ia menyerahkan keputusan itu kepada Presiden. "Pak SBY minta semua kementerian sepakat dulu," ujarnya.