Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Yogyakarta - Partai Gerindra yakin calon presiden yang juga Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto tetap memiliki kans besar untuk terpilih ketika bersaing dalam bursa pencalonan presiden 2014.
Sejumlah kasus yang dianggap berbagai pihak bakal menjegal langkah Prabowo, terutama soal pelanggaran hak asasi manusia (HAM) semasa dia masih aktif sebagai Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus, dinilai tidak akan menjadi penghalang utama bagi karier politiknya.
"Kami tahu selalu kasus pelanggaran HAM itu yang terus diungkit, seperti yang terjadi pada Pemilu 2009 lalu," kata Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi kepada Tempo di sela kampanye terbuka di Lapangan Gading Playen, Gunungkidul, Yogyakarta, Sabtu, 29 Maret 2014.
Prabowo hingga kini masih dinilai sebagai salah satu orang yang paling bertanggung jawab atas terjadinya penculikan sejumlah aktivis reformasi 1998. Menurut Suhardi, isu penculikan aktivis dan pelanggaran HAM yang ditudingkan kepada Prabowo ini juga dicermati oleh Gerindra. Salah satunya, dengan mengamati berbagai survei yang digelar sejumlah lembaga.
Suhardi lantas mengemukakan hasil survei yang pernah dirilis lembaga Sugeng Suryadi Syndicate (SSS) tentang elektabilitas Prabowo sebagai calon presiden 2014. "Dari survei itu kan diketahui ternyata sebanyak 0,1 persen responden yang masih mempersoalkan tentang HAM," katanya. (Baca:Prabowo: Jangan Pilih Pemimpin Seperti Kurawa)
Menurut Suhardi, angka 0,1 persen dari keseluruhan responden survei itu menunjukkan bahwa persentase sorotan publik terhadap sosok Prabowo dengan kasus HAM yang selama ini ditudingkan kecil.
Dia menyatakan kelompok internal Gerindra tak mau terlalu menanggapi isu tersebut karena dianggap hanya membuang-buang tenaga. "Kami seperti buang energi jika terus menanggapi dengan yang mempersoalkan itu, karena sampai saat ini kan ternyata juga tak terbukti," ujar Suhardi. Gerindra rela jika hasil survei yang mempersoalkan kasus HAM Prabowo ini tidak berubah menjelang pemilu nanti. "Kalaupun itu mau dipersoalkan lagi, ya monggo saja," Suhardi menambahkan. (Baca: Prabowo Harus Buka Mulut Soal Penculikan 1998 )