TEMPO.CO, Gresik - Ratusan siswa SMA Nahdlatul Ulama di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, menggelar doa bersama untuk Satinah, tenaga kerja Indonesia yang terancam hukuman mati di Arab Saudi. Satinah didakwa membunuh dan mengambil harta majikannya.
Wakil Kepala Humas SMA Nahdlatul Ulama, Kasdi Siswoyo, mengatakan sekolahnya berdoa bersama untuk menunjukkan kepedulian terhadap Satinah. Sebab, dia melanjutkan, Satinah juga memerlukan doa. Penyelenggaraan doa bersama ini juga bertujuan mengajari siswa peduli terhadap masalah sosial bangsa agar mereka peka terhadap lingkungan.
"Satinah adalah orang Indonesia dan beragama Islam, sehingga tidak ada salahnya bila kami juga bantu, karena yang bisa kami lakukan hanyalah berdoa agar Satinah selamat dari hukuman pancung," kata Kasdi, Rabu, 26 Maret 2014. (Baca: Satinah Mengaku Pasrah Jalani Hukuman Pancung).
Dalam kegiatan yang digelar di aula sekolah itu, siswa juga membacakan surat yang ditujukan kepada Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono. Surat ini berisi permintaan agar Presiden peduli kepada Satinah dan membantu dia sehingga terbebas dari hukuman pancung.
"Surat untuk Presiden ini akan kita kirimkan ke Jakarta secepatnya, dan mudah-mudahan bisa didengarkan, serta saudara kita Satinah selamat dari hukuman pancung," katanya. (Baca: Cara SBY Selamatkan Satinah dari Hukuman Mati ).
Satinah terancam hukuman mati pada 3 April 2014 setelah didakwa membunuh dan mengambil harta majikannya. Ia juga telah mengakui perbuatannya di pengadilan Arab Saudi. Ia dipenjara sejak 2009 dan mengalami tiga kali penangguhan hukuman mati, sedangkan keluarga mendiang majikannya meminta tebusan sekitar Rp 21 miliar. (Baca: Di Pengadilan, Satinah Mengaku Bunuh Majikannya).