TEMPO Interaktif, Jakarta:Panglima TNI Jendral Endriartono Sutarto mengatakan bahwa Indonesia tidak akan keberatan jika bantuan bantuan militer Amerika kepada Indonesia dihentikan. "Itu adalah hak mereka untuk membantu atau tidak," kata dia di Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (18/7). Pernyataan itu ia tegaskan menjawab permintaan DPR AS kepada pemerintahnya untuk menghentikan bantuan jika Indonesia tidak mengungkapkan kasus Timika secara transparan.
Endriartono mengatakan, justru selama ini Indonesia tidak menerima bantuan militer dari AS. "Selama ini kita memang sudah tidak menerima bantuan IMET," katanya. IMET (International Military Education and Training) adalah jenis bantuan pendidikan dan pelatihan dari Amerika yang pernah dinikmati militer Indonesia.
Panglima mengatakan bahwa selama ini sesuai dengan investigasi TNI, tidak ada anggota TNI yang terlibat dalam kasus Timika. Sedangkan investigasi yang masih berlangsung kini bukan lagi kewenangan TNI. "Jika menindaklanjuti penyerangan Timika, nanti kami mengambil alih tugas institusi lain," katanya.
Pada 31 Agustus tahun lalu, dua warga AS yang merupakan karyawan PT Freeport tewas ditembak sekelompok orang bersenjata. Dua rombongan mobil yang mereka tumpangi dalam sebuah perjalanan ke Tembagapura ditembaki, sehingga beberapa orang lainnya mengalami luka-luka. Karena hasil tim investigasi TNI/Polri tidak memuaskan, maka FBI menurunkan tim investigasi independen untuk menyelidiki kasus itu.
Sementara itu, Kapuspen TNI Mayor Jenderal Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan bahwa TNI pada dasarnya menerima semua bantuan militer. Bantuan militer itu akan diterima, dengan syarat dapat meningkatkan profesionalisme prajurit dan tidak bersifat mengikat.
Lebih jauh ia mengatakan agar bantuan militer itu juga memberikan keuntungan bagi semua pihak. "Bantuan itu harus menimbulkan mutual respect dan mutual benefit ," kata dia menjelaskan.
Sjafrie mengatakan bahwa TNI tidak akan dapat menerima bantuan yang nantinya dapat mengganggu kedaulatan dan kehormatan bangsa. Kalau bantuan militer ternyata menyebabkan negara itu mendikte Indonesia, hal itu tidak dapat diterima. "Kita tidak akan mengemis-ngemis untuk minta bantuan militer itu," kata dia.
Lagipula, bantuan militer yang diberikan AS, dikatakan tidak memiliki nilai signifikansi yang berarti untuk kekuatan militer TNI. Menurut dia, bantuan militer dari Jerman dan Inggris jauh lebih berharga daripada bantuan AS. "Mereka juga tidak pernah mendikte kita," tambahnya. (Indra Darmawan Tempo News Room)