TNI Tak Keberatan Bantuan Militer AS Dihentikan

Reporter

Editor

Selasa, 29 Juli 2003 15:44 WIB


TEMPO Interaktif, Jakarta:Panglima TNI Jendral Endriartono Sutarto mengatakan bahwa Indonesia tidak akan keberatan jika bantuan bantuan militer Amerika kepada Indonesia dihentikan. "Itu adalah hak mereka untuk membantu atau tidak," kata dia di Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (18/7). Pernyataan itu ia tegaskan menjawab permintaan DPR AS kepada pemerintahnya untuk menghentikan bantuan jika Indonesia tidak mengungkapkan kasus Timika secara transparan.

Endriartono mengatakan, justru selama ini Indonesia tidak menerima bantuan militer dari AS. "Selama ini kita memang sudah tidak menerima bantuan IMET," katanya. IMET (International Military Education and Training) adalah jenis bantuan pendidikan dan pelatihan dari Amerika yang pernah dinikmati militer Indonesia.

Panglima mengatakan bahwa selama ini sesuai dengan investigasi TNI, tidak ada anggota TNI yang terlibat dalam kasus Timika. Sedangkan investigasi yang masih berlangsung kini bukan lagi kewenangan TNI. "Jika menindaklanjuti penyerangan Timika, nanti kami mengambil alih tugas institusi lain," katanya.

Pada 31 Agustus tahun lalu, dua warga AS yang merupakan karyawan PT Freeport tewas ditembak sekelompok orang bersenjata. Dua rombongan mobil yang mereka tumpangi dalam sebuah perjalanan ke Tembagapura ditembaki, sehingga beberapa orang lainnya mengalami luka-luka. Karena hasil tim investigasi TNI/Polri tidak memuaskan, maka FBI menurunkan tim investigasi independen untuk menyelidiki kasus itu.

Sementara itu, Kapuspen TNI Mayor Jenderal Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan bahwa TNI pada dasarnya menerima semua bantuan militer. Bantuan militer itu akan diterima, dengan syarat dapat meningkatkan profesionalisme prajurit dan tidak bersifat mengikat.

Lebih jauh ia mengatakan agar bantuan militer itu juga memberikan keuntungan bagi semua pihak. "Bantuan itu harus menimbulkan mutual respect dan mutual benefit ," kata dia menjelaskan.

Advertising
Advertising

Sjafrie mengatakan bahwa TNI tidak akan dapat menerima bantuan yang nantinya dapat mengganggu kedaulatan dan kehormatan bangsa. Kalau bantuan militer ternyata menyebabkan negara itu mendikte Indonesia, hal itu tidak dapat diterima. "Kita tidak akan mengemis-ngemis untuk minta bantuan militer itu," kata dia.

Lagipula, bantuan militer yang diberikan AS, dikatakan tidak memiliki nilai signifikansi yang berarti untuk kekuatan militer TNI. Menurut dia, bantuan militer dari Jerman dan Inggris jauh lebih berharga daripada bantuan AS. "Mereka juga tidak pernah mendikte kita," tambahnya. (Indra Darmawan Tempo News Room)

Berita terkait

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

3 menit lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

15 menit lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

30 menit lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

35 menit lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia vs China Taipei 1-0

41 menit lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia vs China Taipei 1-0

Atlet tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, mengalahkan wakil China Taipei, Chou Tien Chen, pada babak semifinal Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

1 jam lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

1 jam lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Twitch Meluncurkan Umpan Penemuan seperti TikTok

1 jam lalu

Twitch Meluncurkan Umpan Penemuan seperti TikTok

Twitch meluncurkan umpan penemuan baru yang mirip seperti TikTok untuk semua penggunanya

Baca Selengkapnya

Indonesia Lolos ke Final Piala Uber 2024, Gregoria Mariska Tunjung Optimistis dengan Pertumbuhan Pemain Tunggal Putri

1 jam lalu

Indonesia Lolos ke Final Piala Uber 2024, Gregoria Mariska Tunjung Optimistis dengan Pertumbuhan Pemain Tunggal Putri

Indonesia lolos ke final Piala Uber 2024, Gregoria Mariska Tunjung optimistis dan bangga dengan pertumbuhan para pemain tunggal putri generasi baru.

Baca Selengkapnya

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

1 jam lalu

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

Ahli Konstitusi UII Yogyakarta, Ni'matul Huda, menilai putusan MK mengenai sengketa pilpres dihasilkan dari pendekatan formal legalistik yang kaku.

Baca Selengkapnya