Rapat Urusan Risma Ternyata Buyar 10 Menit  

Reporter

Kamis, 27 Februari 2014 09:40 WIB

Tri Rismaharini. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta - Rapat yang digelar Komisi Pemerintahan Dalam Negeri Dewan Perwakilan Rakyat dengan Menteri Dalam Negeri, Gubernur Jawa Timur, dan DPRD Surabaya, semalam, Rabu, 26 Februari 2014, buyar dalam sepuluh menit saja.

"Karena masalah pemilihan Wakil Wali Kota Surabaya ini merupakan persoalan daerah, maka kami serahkan kembali ke DPRD Surabaya," kata Ketua Komisi Pemerintahan Dalam Negeri DPR Agun Gunandjar Sudarsa sambil mengetuk palu, Rabu, 26 Februari 2014. Sontak tepuk tangan membahana.

Wajah Wakil Ketua Komisi Pemerintahan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Arif Wibowo, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo sumringah. Wakil Ketua Komisi yang lain, seperti Khatibul Umam dari Demokrat dan Abdul Hakam Naja dari Partai Amanat Nasional, memberi selamat kepada Arif.

Sedangkan Agun sibuk melayani wawancara dari awak media. Di sudut lain, pria berbaju batik sogan tampak berwajah keruh. Dia adalah Ketua Panitia Pemilihan Wakil Wali Kota Surabaya Edi Budi Prabowo. Edi merasa kecewa karena jauh-jauh datang ke Jakarta untuk melaporkan kecurangan tapi hanya menghasilkan keputusan yang ditentukan tak lebih dari sepuluh menit.

Di luar ruangan, Edi menyampaikan kekecewaannya karena merasa ada mafia dalam pemilihan wakil wali kota. Kepada DPR dan Menteri Dalam Negeri, dia sudah memaparkan permainan berupa pemalsuan tanda tangan, tapi Gamawan tetap tak menganulir keputusan tersebut.

Ketua Komisi Agun Gunandjar ketika ditemui Tempo mengatakan keputusan ini sudah tepat. Dia mengatakan seluruh anggota Komisi Pemerintahan sepakat pemilihan wakil wali kota memang ada masalah. Namun, ucap dia, anggota DPR tak berwenang mengambil keputusan daerah.

Agun mengatakan keputusan ini sudah diambil sejak siang tadi ketika rapat internal Komisi. Menurut dia, tak ada perbedaan pendapat dalam rapat internal yang minus Partai Persatuan Pembangunan itu. "Tak ada perdebatan, kami semua sepakat," ujar politikus Partai Golongan Karya itu.(Baca: Alasan Wali Kota Risma Tolak Penuhi Undangan DPR)

Pada pukul 19.30, Komisi Pemerintahan Dalam Negeri kembali meminta pendapat kepada Gubernur Jawa Timur dan Menteri di ruang pimpinan. Pertemuan antara pimpinan Komisi dan perwakilan pemerintah itu akhirnya mengambil kesepakatan bulat untuk menyerahkan kepada DPRD.

"Kalau DPRD Surabaya masih meneruskan persoalan ini, silakan menempuh proses hukum," ujarnya. Untuk pemalsuan tanda tangan, kata Agun, bisa melapor ke kepolisian. Sedangkan untuk kesalahan prosedur bisa menempuh di pengadilan tata usaha negara. Menteri Gamawan dan Gubernur Soekarwo ketika ditemui mengatakan setuju dengan keputusan ini. Mereka berharap permasalahan Surabaya cepat selesai. (Baca: Priyo Undang Risma, Empat Pimpinan DPR Tak Tahu)

M. Mahmud, Ketua DPRD Kota Surabaya, siap mengikuti anjuran dari DPR RI dan Menteri Dalam Negeri. Dia mengatakan hampir semua fraksi menganggap pemilihan wakil wali kota tak ada masalah. "Panitia pemilih yang menganggap tak sesuai prosedur," ujar Mahmud. Namun dia berjanji akan segera membahas ini dengan seluruh pimpinan dan fraksi di DPRD setelah sampai di Surabaya.(Baca juga: Puan Minta Risma Tak Curhat ke Mana-mana)

SUNDARI

Berita terkait

Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ

1 hari lalu

Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ

Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumba Timur, untuk memastikan penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

Baca Selengkapnya

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

7 hari lalu

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

PDIP sebelumnya mengusulkan Menteri Sosial Tri Rismaharini hingga Menpan RB Abdullah Azwar Anas sebagai cagub Jakarta.

Baca Selengkapnya

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

8 hari lalu

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

Sebanyak 11 ribu orang telah keluar dari kemiskinan. Di bulan ini, ada sekitar 4.000 orang keluar dari kemiskinan

Baca Selengkapnya

Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

14 hari lalu

Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan enggan menanggapi pertanyaan wartawan apakah akan maju lagi pada Pemilikan Kepala Daerah DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

14 hari lalu

Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

Pengamat Politik Karyono menyebut ada tiga tokoh yang memiliki modal popularitas untuk maju Pilkada Jakarta. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

15 hari lalu

Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

Menurut sejumlah pengamat politik, Menteri Sosial Tri Rismaharini memiliki nama besar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Risma Dikabarkan Maju di Pilkada Jakarta, Begini Respons PDIP

18 hari lalu

Risma Dikabarkan Maju di Pilkada Jakarta, Begini Respons PDIP

Ketua DPP PDIP Djarot Saiful merespons kabar jika Tri Rismaharini atau Risma maju di Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

PDIP Masih Menjaring Nama untuk Pilkada Jakarta 2024: Banyak Tokoh Potensial

18 hari lalu

PDIP Masih Menjaring Nama untuk Pilkada Jakarta 2024: Banyak Tokoh Potensial

Untuk Pilkada Jakarta 2024, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful mengatakan partainya saat ini masih menjaring nama.

Baca Selengkapnya

Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris

20 hari lalu

Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris

Lebaran di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris tahun ini dihadiri sedikitnya 150 orang Diaspora dan Warga Bangsa yang kuliah maupun bekerja dan tinggal di sekitaran Perancis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

20 hari lalu

Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

Faisal Basri menanggapi kesaksian empat menteri Presiden Jokowi dalam sidang sengketa Pilpres 2024. Tiga di antaranya disebut hanya membaca pidato.

Baca Selengkapnya