TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Informasi dan Observasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Kelas II El Tari, Kupang, Syaiful Hadi mengatakan hujan deras yang melanda Nusa Tenggara Timur (NTT) sepekan terakhir ini disebabkan adanya tekanan rendah di Australia.
"Cuaca di Australia mengalami tekanan rendah, sehingga berdampak pada tingginya curah hujan di NTT," kata Syaiful kepada Tempo, Jumat, 21 Februari 2014. Tekanan rendah di Australia berkisar 1003-1006 milibar, sehingga memicu pengumpulan awan di NTT yang berdampak pada tingginya curah hujan.
Hujan deras akibat tekanan rendah itu terjadi di wilayah selatan Jawa, NTT, dan Laut Arafuru lantaran terjadi kosentrasi awan-awan hujan. Di NTT, hujan melanda bagian selatan, meliputi wilayah Pulau Timor, Sumba, Sabu, dan Rote. "Daerah- daerah itu yang paling sering dilanda hujan deras," katanya.
Menurut dia, hujan deras itu tidak disertai angin kencang dan gelombang tinggi. Kecepatan angin masih normal pada kisaran 10-30 kilometer per jam, dan gelombang tinggi berkisar 0,75-2 meter. "Tinggi gelombang ini tidak pengaruhi pelayaran," ujarnya.
Namun dia mengingatkan kepada nelayan agar berhati-hati karena tinggi gelombang masih memungkinkan mengalami kenaikan hingga empat hari ke depan. "Gelombang laut sangat fluktuatif, masih ada kemungkinan naik lagi," katanya.