Jeritan Nelayan Muncar Dihantam Cuaca Buruk

Reporter

Selasa, 11 Februari 2014 04:00 WIB

Pelabuhan Muncar, Banyuwangi. TEMPO/Ika Ningtyas

TEMPO.CO, Banyuwangi - Sejumlah nelayan perairan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mengeluhkan jumlah ikan yang ditangkap terus anjlok selama cuaca buruk. Akibatnya, mereka mengalami kerugian karena telanjur mengeluarkan uang untuk membeli bahan bakar minyak (BBM).

Salah seorang nelayan di Muncari, Hasan, mengatakan dirinya sudah berhenti melaut sejak Desember 2013 hingga Januari 2014. Dalam sepekan pertama awal Februari 2014, dia terpaksa melaut di perairan Selat Bali meski cuaca belum normal. Sebab, Hasan membutukan biaya untuk kebutuhan rumah tangga. Namun, dari tujuh hari melaut, Hasan baru mendapat satu kali tangkapan, itu pun hanya 1 kuintal. "Biasanya saya bisa dapat 1 ton," kata Hasan, Senin, 10 Februari 2014.

Satu kuintal lemuru yang didapat dijual dengan harga Rp 2.600 per kilogram. Padahal biaya pembelian solar Rp 200 ribu per hari. Penghasilan bersih yang bisa dibawa pulang oleh Hasan hanya Rp 60 ribu. Jumlah itu tidak bisa menutupi biaya operasional untuk enam hari berikutnya.

Untuk kebutuhan sehari-hari dia pun terpaksa menjual perkakas rumah tangga, seperti lemari. Selain itu, Hasan mengandalkan pinjaman uang pada kerabatnya. "Lemari bisa dibeli lagi kalau sudah ada uang,” ujar Hasan yang sudah 15 tahun menjadi nelayan.

Nelayan lainnya, Nur Ali, mengatakan baru melaut dua kali dalam sepekan ini. Hasil yang didapatkannya hanya 1 kuintal lemuru seharga Rp 4.500 per kilogram. Uang yang diperolehnya hanya Rp 450 ribu. Jumlah itu tak sebanding dengan biaya beli solar seharga Rp 600 ribu. "Saya tekor Rp 150 ribu," kata dia.

Pria yang sudah 30 tahun menjadi nelayan itu mengatakan sepanjang Januari 2014 tidak melaut. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Nur Ali terpaksa menguras uang tabungan. Lalu, pada Februari 2014, Nur Ali terpaksa kembali melaut karena tabungannya sudah habis, meski harus menghadapi ombak tinggi.

Menurut Nur Ali, tangkapan ikan sepi karena masih sering hujan. Kondisi perairan yang dingin membuat ikan menjauh. Padahal nelayan hanya mengandalkan perahu kecil yang cuma menjangkau Selat Bali.

Kepala Bidang Kelautan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuwangi Untung Widiarto mengatakan Tempat Pelelangan ikan (TPI) Muncar sebelumnya menjadi pemasok ikan terbesar di Indonesia. Namun terus menurun sejak terjadi anomali cuaca. Pada 2012 hasil tangkapan masih mencapai 28.313 ton. Namun pada 2013 tersisa 21.464 ton. "Jumlah terbanyak tetap jenis lemuru," ucapnya.

Menurut Untung, selain akibat anomali cuaca, menurunnya jumlah hasil tangkapan ikan nelayan di Muncar juga disebabkan overfishing dan pencemaran karena limbah perusahaan pengolahan ikan. Kondisi perairan Muncar di Selat Bali dikatakan pulih bila hasil tangkapan nelayan bisa mencapai 36 ribu ton per tahun.

IKA NINGTYAS




Berita Lain
Buntut Usman Harun, RI Mundur dari Singapore Airshow
Gadis Ini Nekat Cuit Foto Selfie Bugilnya
Publik DKI Lebih Pilih Mega Ketimbang Jokowi
Bagaimana Upaya Terakhir RI Bebaskan Usman-Harun?

Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

9 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

12 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

12 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

16 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

17 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

23 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

27 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

35 hari lalu

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

45 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

47 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya