Masjid Kampus UGM di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. TEMPO/ Anang Zakaria
TEMPO.CO, Yogyakarta--Juru Bicara Universitas Gadjah Mada (UGM), Wijayanti menyatakan kampusnya menanti laporan dari Kepolisian Resort Sleman yang sedang mengusut kasus penipuan calon mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM.
Wijayanti mengatakan Rektorat UGM berharap segera diajak berkoordinasi dengan kepolisian untuk membongkar jaringan penipu itu. "Kami sangat senang kasus ini dibongkar, semoga semuanya diungkap," kata Wijayanti pada Kamis, 6 Februari 2014.
Sampai sekarang, Rektorat UGM belum menindaklanjuti temuan kepolisian mengenai adanya pegawai internal dari FK UGM yang menjadi bagian jaringan penipu dengan perkiraan jumlah korban mencapai puluhan calon mahasiswa itu. "Meski polisi sudah merilis namanya, kami menunggu laporan resmi karena ada pegawai bernama sama," kata dia.(baca:Mau Kuliah di UGM? Waspada Penipu)
Menurut Wijayanti apabila benar salah satu tersangka merupakan pegawai di UGM, pasti ada sanksi pemecatan. Pengungkapan kasus ini, dia melanjutkan, bisa meningkatkan kewaspadaan publik mengenai risiko mempercayai janji mafia yang mengaku bisa membuka jalan belakang lolos seleksi masuk UGM. "Informasi mengenai pendaftaran hanya dari kampus, kami umumkan resmi di website," kata dia.
Dia mengatakan pihak Rektorat UGM berharap polisi bisa menuntaskan kasus ini. Sejumlah kasus penipuan calon mahasiswa baru yang ingin masuk UGM memang menjadi perhatian kampus itu. "Kami ingin kasus ini maupun yang lainnya diungkap dan dituntaskan," kata dia.
Pada 2012 lalu, kasus mirip juga pernah terjadi. Saat itu, pihak Fakutas Kedokteran UGM membongkar jaringan joki yang membantu puluhan calon mahasiswa di ujian masuk program internasional. Hasil penelusuran tim internal UGM menemukan banyak jawaban joki salah sehingga menduga kuat pelakunya merupakan jaringan penipu.