Cuaca Buruk di Jatim Diprediksi sampai Akhir Februari
Editor
Kukuh S Wibowo Surabaya
Senin, 3 Februari 2014 18:13 WIB
TEMPO.CO, Surabaya - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur memperkirakan puncak musim hujan atau cuaca buruk masih berlangsung sampai akhir Februari 2014. Ancaman banjir dan tanah longsor masih bisa terjadi selama sebulan terakhir ini.
Timbulnya banjir dan tanah longsor di sejumlah daerah, seperti Jombang, Batu, Probolingo, Situbondo, dan Banyuwangi umumnya disebabkan oleh tingkat curah hujan yang cukup tinggi di daerah tersebut. "Puncak musim hujan memang Januari dan Februari," ujar Kepala Analisis dan Perkiraan Cuaca BMKG Jawa Timur Taufiq kepada Tempo di kantornya, Senin, 3 Februari 2014.
Menurut dia, hampir semua wilayah di Jatim berpotensi dilanda curah hujan tinggi dan angin kencang. Namun potensi ancaman paling besar berada di Kabupaten Banyuwangi, Pasuruan, Kediri, Nganjuk, Tuban, Jombang, Lamongan, dan Situbondo. "Wilayah tersebut memiliki potensi besar terbentuknya awan sibi atau comulunimbus (awan putih tebal) yang menghasilkan embusan angin negatif atau puting beliung," kata Taufiq.
Selain tingginya curah hujan, faktor lain yang memicu timbulnya bencana alam ialah minimnya lahan terbuka hijau serta makin berkurangnya daya serap tanah terhadap air hujan. "Faktor utama memang cuaca buruk, tapi daya serap serta lancarnya aliran air di bawah tanah juga berpengaruh," ujarnya.
Dia mengatakan informasi tentang kondisi cuaca, suhu, kelembapan udara, dan kecepatan anggin selalu dia sampaikan ke Badan Penanggulagan Bencana Daerah Jawa Timur. Taufiq mencontohkan hujan lebat yang memicu longsor di Jombang pada 27 Januari lalu. "Dari radar sudah terdeteksi curah hujan pada malam sebelum kejadian, intesitas hujan di Jombang sampai 114 milimeter. Itu tergolong sangat lebat karena umumnya hanya 5-10 milimeter per jamnya," kata Taufiq.
Prediksi BMKG Jawa Timur, memasuki Maret tahun ini, intensitas hujan akan mulai menurun. Pada April sampai akhir Mei 2014 merupakan akhir musim hujan dan awal musim kemarau. "Perkembangan prediksi cuaca tersebut bisa berubah sesuai dengan perkembangan pengamatan dan analisis cuaca ke depanya," katanya.
NURUL CHUMAIDAH