Suasana jalur Pantura yang lumpuh tergenang banjir di kawasan Pamanukan, Subang, Jawa Barat, Senin (20/1). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
TEMPO.CO, Jakarta--Direktur Bina Pelaksanaan Wilayah II Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Adriananda, mengatakan penyebab utama banjir di beberapa wilayah Pantura adalah letak jalan yang terlalu dekat dengan laut. Jarak yang terlalu dekat ini membuat air masuk dari lapisan bawah tanah.
"Kendala utama di Pantura adalah begitu dekatnya jalan dengan laut sehingga air laut masuk ke tanah, jadi naik. Seolah kita bangun dalam di air," katanya seusai pelantikan pejabat eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum, Jumat, 24 Januari 2014. Menurut dia, hal ini diperparah dengan beban jalan yang sangat tinggi akibat lalu lintas yang terlampau padat. "Apalagi beban di atasnya tinggi sekali. Ini menjadi kendala kita," katanya.
Adriananda mengatakan agar tahan banjir dan tidak cepat rusak, ruas jalan di Pantura harus diperbaiki di bagian atas dan bawahnya. Menurut dia, bagian bawah jalan yang mendesak diperbaiki sehingga air tidak cepat masuk. Tapi, dibutuhkan waktu lama untuk membongkar bagian bawah. "Kita membongkar harus sampai kedalaman 81 meter. Di atas harus diperbaiki dan di bawah harus diperbaiki," katanya.
Untuk mengurangi beban jalan, solusi jangka pendek, kata dia, adalah beroperasinya jalan tol Cikampek-Palimanan. Menurut dia, jika jalan tol ini sudah beroperasi maka beban jalan Pantura bisa menurun secara signifikan. Jalan sepanjang 116 kilometer ini ditargetkan mulai beroperasi pada Juni 2015.
Kementerian Pekerjaan Umum menyatakan total ruas jalur Pantura yang tergenang air mencapai 50-60 kilometer. Adriananda memperkirakan di jalur Jawa Barat ruas jalur yang terkena banjir mencapai 18 kilo sementara di daerah Losari ruas jalan Pantura yang terkena banjir mencapai 13 kilometer. "Di Pati-Kudus juga ada sepanjang 15 kilometer," katanya.
Ia belum memastikan berapa total anggaran untuk penanganan kerusakan jalan akibat banjir. Menurut dia, anggaran total untuk Pantura mencapai Rp 1,3 triliun. "Untuk banjir, saya perkirakan untuk Pantura Jabar saja mencapai Rp 300 miliar. Ini masih kita hitung terus anggarannya," katanya.
Pertamina Tambah Stok LPG 3 Kg untuk Pantura, Kapal Pengangkut Sudah Bisa Sandar
45 hari lalu
Pertamina Tambah Stok LPG 3 Kg untuk Pantura, Kapal Pengangkut Sudah Bisa Sandar
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah untuk wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Jateng & DIY) mencatat selama periode Maret 2024 telah menambah stok LPG 3 kilogram (Kg) hingga 394 ribu tabung untuk wilayah terdampak cuaca ekstrem.