Sejumlah warga melintasi banjir di kawasan Pamanukan, Subang, Jawa Barat, Senin (20/1). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
TEMPO.CO, Bandung - Kepala Bina Marga Jawa Barat M. Guntoro meminta penanggung jawab infrastruktur jalan di daerah agar tak membiarkan air menggenangi badan jalan. "Jika air dibiarkan menggenang, jalan bisa rusak," kata dia saat dihubungi Tempo, Selasa, 21 Januari 2014.
Menurut dia, Bina Marga sudah menginstruksikan pengelola jalan di daerah terkait dengan masalah tersebut. Semua jalan harus bebas dari genangan air. Dalam kondisi darurat, pengelola infrastruktur jalan harus segera menambal jalan yang berlubang. "Kalau perbaikan lebih lanjut, tangguhkan hingga cuaca kering," ujar Guntoro.
Balai Pemeliharaan Jalan di wilayah masing-masing, lanjut Guntoro, juga harus piket untuk menyiagakan semua peralatan berat guna mengantisipasi bencana banjir akibat cuaca buruk hingga Februari mendatang. Intensitas hujan yang tinggi meningkatkan potensi sejumlah ancaman bahaya, di antaranya pohon tumbang dan tanah longsor.
Guntoro mengatakan, khusus dalam soal air yang menggenangi jalan utama Pantura di Pamanukan, Subang, sulit untuk melakukan rekayasa pengosongan genangan. Alasannya, genangan disebabkan oleh luapan sungai. "Kita hanya bisa menunggu saja," ujarnya.
Banjir yang melanda jalur Pantura membuat sejumlah kendaraan yang menuju Cirebon dan Jawa Tengah dialihkan melalui jalur alternatif, seperti Sadang, Indramayu, dan Purwakarta. "Jalur tersebut kini padat oleh kendaraan," ujarnya.