TEMPO.CO , Denpasar--Bali Marine Protection Network Manager Conservation International, Made Iwan Dewantama mengatakan sampah kiriman di pantai Kuta setiap tahun cukup mengkhawatirkan. Ia mengatakan pemerintah selama ini salah mengelola penanggulangan sampah dan tiak pernah menyentuh akar masalah.
Permasalahan utama, menurut iwan merupakan tidak terkelolanya Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada di 3 kabupaten di Bali. "Lemah dalam pengelolaan sungai. Pengelolaan sungai di Bali kan enggak jelas," kata Iwan saat dihubungi Tempo, Kamis, 26 Desember 2013. "Sungai hanya menjadi tempat pembuangan sampah, itu didorong oleh arus dari barat menuju timur dan itu terkumpul di Kuta."
Sementara Gubernur Bali, Made Mangklu Pastika mengatakan akan melakukan penelitian tentang kedatangan sampah kiriman di Kuta. "Kami akan lihat dulu,apa benar itu. Nanti kami akan lakukan penelitian dulu, survei dulu. Sungai yang mana membawa banyak sampah," kata Pastika, ketika Refleksi akhir tahun Pemerintah Provins Bali, Selasa 31 Desember 2013.
Selama ini Pastika menceritakan, sampah kiriman bukan hanya ada di pantai Kuta. Namun di pantai bagian barat Bali, juga mengalami hal yang sama. Misal, di pantai Sumberklamok Buleleng. Apalagi, di pantai tersebut tidak ada aliran sungai. "Itu kan belum tentu benar, ya kan hanyut. Kaya sampah yang di Sumber Kelampok (kabupaten Buleleng) itu, kan banyak sekali itu. Disana kan tidak ada sungai, dari mana datangnya?"
Setiap harinya hampir 10 sampai 15 ton sampah kiriman yang memenuhi pesisir pantai Kuta. Hal itu tentu mengganggu aktivitas wisatawan yang sedang berlibur di Kuta. Pastika bahkan meminta kepada wisatawan untuk turut menerima keadaan keadaan tersebut, selayaknya menikmati keindahan Pantai Kuta. "Jadi selamat datang di Kuta, tapi tolong sampahnya juga dinikmati, " katanya.
PUTU HERY INDRAWAN
Terpopuler:
Begini Cara Daftar Jadi Peserta BPJS Kesehatan
Baru Dibuka Jokowi, JLNT Casablanca Sudah Macet
Ibu Ini Tak Sengaja Potret Anaknya Bersama Hiu
Premi 1 Pejabat Setara Subsidi 83 Orang Miskin
Berita terkait
Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri
26 Oktober 2023
BRIN dan Universitas Diponegoro (Undip) menjalin kolaborasi riset untuk pengembangan metode alternatif pendeteksi logam di limbah industri.
Baca SelengkapnyaCerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor
19 September 2023
Menurut pelanggan Perumda Tirta Patriot itu, banyak warga Bekasi yang juga mengalami penyakit kulit karena air PAM, selain dirinya.
Baca SelengkapnyaKali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti
15 September 2023
Akibat suplai air PAM terhenti 3 hari, warga Bekasi terpaksa beli air isi ulang dan tidak mandi untuk menghemat air.
Baca SelengkapnyaKali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu
11 Agustus 2023
Perumda Tirta Patriot mengambil air Sungai Kalimalang sebagai penetral untuk dicampur dengan air baku Kali Bekasi.
Baca SelengkapnyaMengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri
30 November 2022
Limbah B3 dibagi menjadi limbah elektronik dan fashion. Hal ini menjadi permasalahan utama yang akan menyerang kondisi manusia dan lingkungan dalam keseharian.
Baca SelengkapnyaRatusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri
6 Juli 2022
Warga menduga kematian ikan bandeng di keramba tersebut akibat limbah dari Kawasan Industri Lamicitra.
Baca SelengkapnyaGrup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang
31 Maret 2022
Aplikasi MASTERMINE diharapkan dapat menghasilkan nilai efisiensi 10-20 persen dari total biaya pengolahan air limbah tambang.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil
29 Juli 2021
Pengelolaan limbah cair tekstil pascaproduksi ditujukan untuk menghilangkan atau mereduksi kadar bahan pencemar sehingga limbah cair industri memenuh
Baca SelengkapnyaKLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat
28 Juli 2021
KLHK menuturkan 59 persen sungai di Indonesia masih dalam kondisi tercemar berat.
Baca SelengkapnyaDua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi
2 Juni 2021
Diduga, kedua ormas itu berselisih soal pengelolaan limbah industri otomotif di sana.
Baca Selengkapnya