TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi merisaukan rencana sertifikasi halal pada obat dan vaksin yang akan diatur pada Rancangan Undang-Undang Jaminan Produk Halal. Peraturan tersebut diklaim akan mempersulit pelayanan dokter kepada pasien saat pemberian obat atau vaksin.
"Obat banyak yang impor, bagaimana bisa sertifikasi," kata Nafsiah saat ditemui di Istana Negara, Senin, 9 November 2013.
Ia menyatakan, RUU tersebut sudah meresahkan Menteri Kesehatan sejak dijabat Siti Fadillah. Ia juga meminta, jika peraturan tersebut disahkan, hendaknya ada pembedaan atau pemisahan antara obat dan vaksin. Hal ini dinilai penting agar tak terjadi kekeliruan dalam pemberian obat kepada pasien. "Saya juga tak tahu kenapa RUU yang dulu mandek ini kembali dibahas," kata dia.
Nafsiah mengatakan, dirinya tak pernah menyatakan penolakan terhadap rencana sertifikasi halal obat. Ia mengakui adanya obat yang prosesnya memang menggunakan sejumlah zat yang dinilai tak halal. "Ada beratus-ribu obat dan vaksin, mereka tak bisa semuanya bersertifikat halal."
Menurut Nafsiah, kedokteran sebenarnya memiliki majelis syariah yang dapat menilai dan menentukan tingkat kelayakan obat dan vaksin.
Syarat obat harus halal, menurut dia, justru akan menyebabkan terhambatnya penanganan pasien yang sakit atau kritis. Dalam kondisi tersebut, akan sangat sulit jika harus memikirkan halal atau tidak suatu obat untuk diberikan kepada seorang pasien. "Mohon dipertimbangkan supaya obat dan vaksin jangan dimasukkan sama seperti makanan dan minuman."
FRANSISCO ROSARIANS
Berita populer:
Artijo, Hakim 'Killer' di Mata Koruptor
Ini Koleksi Vila Para Jenderal di Citamiang
Tabrakan Kereta Ulujami Mirip Tragedi Bintaro
Kerusuhan Pecah di Little India Singapura
Berita terkait
Terkini Bisnis: Peternak Diminta Penuhi Sertifikasi Halal, CPNS Belum Kunjung Dibuka
14 jam lalu
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengimbau kepada para pengusaha di bidang ternak ayam agar segera memenuhi standar sertifikasi halal.
Baca SelengkapnyaZulhas Minta Peternak dan RPH Segera Penuhi Sertifikasi Halal
17 jam lalu
Zulhas menegaskan seluruh pengusaha harus siap atas target sertifikasi halal di Oktober 2024.
Baca SelengkapnyaKemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT
2 hari lalu
Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.
Baca SelengkapnyaNetizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam
5 hari lalu
Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.
Baca SelengkapnyaKilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar
7 hari lalu
KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.
Baca SelengkapnyaBantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker
11 hari lalu
Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.
Baca SelengkapnyaAlasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara
11 hari lalu
Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.
Baca SelengkapnyaHipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik
21 hari lalu
Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.
Baca SelengkapnyaTop 3 Dunia: Tokoh Muslim AS Boikot Buka Puasa Gedung Putih
30 hari lalu
Berita Top 3 Dunia pada Rabu 3 April 2024 diawali oleh sejumlah tokoh Muslim Amerika Serikat menolak datang ke acara jamuan buka puasa di Gedung Putih
Baca SelengkapnyaBPJPH Tegaskan Tidak akan Menunda Pelaksanaan Wajib Sertifikasi Halal
30 hari lalu
Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) menolak permintaan Menteri Teten Masduki terkait penundaan wajib sertifikasi halal.
Baca Selengkapnya