TEMPO.CO, Nganjuk - Brigadir Satu Bambang Setiawan, anggota Kepolisian Resor Nganjuk, Jawa Timur, yang tewas bunuh diri di ruang kerjanya pada Ahad sore kemarin, dimakamkan Senin siang ini. Pihak keluarga tidak mengetahui persoalan yang tengah melilit Bambang sehingga nekad mengakhiri hidupnya secara tragis.
Dipimpin Wakil Kepala Kepolisian Resor Nganjuk Komisaris Aditya Puji, pemakaman Briptu Bambang Setiawan dilakukan dengan upacara militer di pemakaman Desa Bulakrejo, Kecamatan Warujayeng, Nganjuk. Selain dihadiri rekan-rekannya di jajaran Polres Nganjuk, sejumlah keluarga juga tampak menangis saat melepas jenazah ke liang lahat.
Anggota Sabhara ini memiliki dua anak dari istri Susi Handayani, 30 tahun. Mereka adalah Aurelia Ananda Rizki yang masih berusia 7 tahun dan Keisha Shakila yang berusia 2 tahun.
Keluarga almarhum tak menduga Bambang ditemukan tewas bersimbah darah di markasnya. Sebab, selama ini Bambang diketahui tidak memiliki musuh ataupun persoalan yang besar. "Tapi saya tidak tahu kalau diam-diam dia memendam masalah," kata Mardiyanto, paman korban, Senin, 25 November 2013.
Atas peristiwa itu, Mardiyanto menegaskan, keluarga bisa menerima dan tidak akan mempersoalkan penyebab kematiannya. Seluruh keluarga, termasuk istrinya, juga sudah mengikhlaskan kepergian Bambang.
Aditya Puji mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kronologis meninggalnya korban di ruang Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK), Ahad kemarin. Saat ini tujuh rekan Bambang masih menjalani pemeriksaan oleh tim gabungan Satuan Reserse Kriminal Polres Nganjuk dan Propam Polda Jawa Timur. "Kita belum bisa pastikan motifnya," kata Aditya usai memimpin pemakaman.
Bambang tewas di pos penjagaan saat bertugas Ahad sore. Tubuhnya bersimbah darah setelah tertembus tiga butir peluru yang dilepaskan dari senapan serbu jenis V-2. Diduga kuat korban mengakhiri hidupnya dengan menembakkan senjata ke arah dada.
Pada saat peristiwa itu berlangsung, tak ada satu pun anggota polisi di ruangan itu. Hal inilah yang membuat polisi menduga korban sengaja melakukan aksi bunuh diri. Peristiwa tersebut langsung mendapat perhatian Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Unggung Cahyono. Bersama sejumlah anggota Popram Polda, Unggung menjenguk jenazah korban di Rumah Sakit Bhayangkara tadi malam. Mereka bergerak cepat dengan meminta keterangan tujuh rekan korban yang bertugas serta keluarga.