Pengungsi Syiah Masih Diisolasi di Pengungsian  

Reporter

Kamis, 14 November 2013 20:00 WIB

Sejumlah santri berteriak di depan polisi Dalmas yang menjaga GOR pengungsian Syiah di alun alun Wijaya Kusuma, Sampang, Madura, (20/6). Santri dari Badan Shilaturrahmi Ulama Pesantren Madura menolak keberadaan warga Syiah di madura. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Sidoarjo - Setelah gagalnya “evakuasi” pengungsi Syiah ke Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, nasib para pengungsi Syiah Sampang di pengungsian rumah susun Pasar Puspa Agro, Jemundo, Sidoarjo, terisolasi dari dunia luar. Para pengungsi dilarang berbincang dengan pihak luar, termasuk awak media massa.

Pantauan Tempo, aparat TNI, Satpol PP, dan satpam nimbrung di pos penjagaan utama. Namun, Tempo berhasil nyelonong masuk ke rusun pengungsi Syiah lewat pintu penjagaan. Para ibu dan remaja putri pengungsi Syiah hanya duduk-duduk lesehan sambil berbincang. Sebagian pengungsi memasak di dapur umum.

Salah seorang wanita pengungsi Syiah mengatakan, setiap hari, aktivitas pengungsi di rusun hanya duduk-duduk dan memasak. Bagi pengungsi yang buta huruf, ada kelas khusus. Dari 212 jiwa pengungsi Syiah, sekitar 50 jiwa buta huruf. "Sekarang yang buta huruf sudah bisa baca-tulis. Setiap hari, ya, begini aktivitasnya," kata dia, yang enggan disebutkan namanya, kepada Tempo, Kamis, 14 November 2013.

Budi daya sawi di belakang rusun juga tidak menunjukkan perkembangan positif. Belum ada yang tertarik membeli hasil budi daya sawi pengungsi Syiah. Mereka hanya berharap pemerintah segera membawa pulang para pengungsi ke kampung halaman di Kabupaten Sampang.

Romli, seorang pengungsi Syiah, mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sudah sepakat membangun rumah baru di desa asal para pengungsi. Kesepakatan ini diteken sekitar awal November 2013 atau sebelum isu relokasi 19 KK mencuat.

Romli mengatakan dirinya dan warga lain menolak dipaksa meneken surat relokasi ke Asrama Haji Sukolilo. Romli menegaskan, tidak ada perpecahan internal pada 69 KK pengungsi Syiah. "Saya menolak, saya hanya ingin pulang ke tempat asal," kata dia kepada Tempo.

Tak lama berbincang, seorang wanita pengungsi Syiah mengabarkan kepada Tempo untuk segera meninggalkan tempat pengungsian. Alasannya, seorang satpam mengetahui kehadiran Tempo. Bila Tempo tidak segera pergi, ia cemas terjadi insiden kekerasan fisik. "Mas, segera pergi sekarang. Satpam tahu kehadiran Anda, cepat pergi saja," kata dia kepada Tempo.

Kepada Tempo, satpam melarang kehadiran media massa di area pengungsian Syiah. "Sudah perintah atasan, tidak boleh ada media meliput," kata satpam itu.

DIANANTA P. SUMEDI

Berita terkait

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

3 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

23.000 Visa Jemaah Haji Reguler Indonesia Sudah Terbit

12 hari lalu

23.000 Visa Jemaah Haji Reguler Indonesia Sudah Terbit

Kementerian Agama sedang menyiapkan dokumen dan memproses visa jemaah haji regular Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kemenag Bentuk Tim Percepatan Pengembangan Zakat dan Wakaf

13 hari lalu

Kemenag Bentuk Tim Percepatan Pengembangan Zakat dan Wakaf

Tim ini dibentuk sebagai upaya Kemenag dalam mengoptimalkan pemanfaatan potensi besar yang terdapat dalam zakat dan wakaf.

Baca Selengkapnya

Idul Fitri 1445 H, Kapolri Singgung soal Toleransi

24 hari lalu

Idul Fitri 1445 H, Kapolri Singgung soal Toleransi

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengucapkan selamat Idul Fitri 1445 H. Ia menyinggung tentang toleransi.

Baca Selengkapnya

Simak Perbedaan Metode Hilal dan Hisab Penentu 1 Syawal Hari Idul Fitri atau Lebaran 2024

25 hari lalu

Simak Perbedaan Metode Hilal dan Hisab Penentu 1 Syawal Hari Idul Fitri atau Lebaran 2024

Menentukan 1 syawal Idul Fitri atau lebaran terdapat metode hisab dan rukyatul hilal. Apa perbedaan kedua sistem itu?

Baca Selengkapnya

Sidang Isbat Menjelang Lebaran, Diadakan pada 9 April 2024 hingga Pemantauan Hilal di 120 Lokasi

26 hari lalu

Sidang Isbat Menjelang Lebaran, Diadakan pada 9 April 2024 hingga Pemantauan Hilal di 120 Lokasi

Sidang isbat akan diawali dengan Seminar Pemaparan Posisi Hilal oleh Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama

Baca Selengkapnya

Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul Sudah Rayakan Idul Fitri, Begini Asal Usul Jemaah Mbah Benu

27 hari lalu

Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul Sudah Rayakan Idul Fitri, Begini Asal Usul Jemaah Mbah Benu

Jemaah Masjid Aolia di Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta telah merayakan Idul Fitri. Bagaimana asal usul jemaah asuhan Mbah Benu ini?

Baca Selengkapnya

BPJPH Tegaskan Tidak akan Menunda Pelaksanaan Wajib Sertifikasi Halal

30 hari lalu

BPJPH Tegaskan Tidak akan Menunda Pelaksanaan Wajib Sertifikasi Halal

Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) menolak permintaan Menteri Teten Masduki terkait penundaan wajib sertifikasi halal.

Baca Selengkapnya

Juli 2024, Kemenag Wajibkan Calon Pengantin Ikut Bimbingan Perkawinan

35 hari lalu

Juli 2024, Kemenag Wajibkan Calon Pengantin Ikut Bimbingan Perkawinan

Kemenag mewajibkan calon pengantin ikut bimbingan perkawinan. Jika tidak, pengantin tak bisa mencetak buku nikah.

Baca Selengkapnya

Ditjen Bimas Hindu Bahas Peradilan Agama Hindu dengan PPTKHI

44 hari lalu

Ditjen Bimas Hindu Bahas Peradilan Agama Hindu dengan PPTKHI

Tercapai tiga rekomendasi yang disepakati 13 PTKH.

Baca Selengkapnya