Jawara: Tomet Itu Penumpang di Dinasti Atut  

Reporter

Senin, 11 November 2013 07:38 WIB

Gubernur Banten Atut Chosiyah bersama anak ketiganya Ananda Triana Salichan (kiri) dan anak pertamanya Andika Hazrumi (dua kiri) ketika mendoakan jenazah Suaminya, Tomet di masjid Raya Al Bantani Serang, Banten, (10/11). TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta - Jaringan Warga untuk Reformasi (Jawara) Banten menilai kehadiran suami Gubernur Banten Ratut Atut Chosiyah, Hikmat Tomet, di ujung barat Pulau Jawa tak memiliki pengaruh kuat secara politik. Aktivis Jawara, Dahnil Azhar, mengatakan peran strategis di dinasti politik Atut dikendalikan oleh duet kakak-adik, Atut dan Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan. "Tomet itu penumpang di dinasti Chasan, ayah Atut. Bukan pengemudi," kata dia saat dihubungi pada Ahad, 10 November 2013. (Baca: Ical: Tomet Politikus Sukses Golkar di Banten)

Meninggalnya Tomet, Sabtu lalu, ditambah dengan ditangkapnya Wawan oleh KPK juga akan berimbas pada konstelasi politik di Banten, terutama menyangkut perolehan suara Partai Golkar. Tomet adalah Ketua DPD Golkar Banten. Saat Atut belum terseret dugaan korupsi dan Wawan belum tersuruk karena kasus suap, Golkar sangat kuat dan perolehan suaranya besar. "Dengan ditangkapnya Wawan, sumber dana para calon yang dekat dengan dia akan terganggu finansialnya," kata Dahnil, yang juga dosen ekonomi di Universitas Ageng Tirtayasa, Banten, ini.

Selain itu, menurut Dahnil, citra Golkar yang kadung melekat dengan Tomet dan Atut akan tergerus lantaran kepercayaan publik berkurang. Penangkapan Wawan dan dugaan proyek pemerintah yang diselewengkan klan ini, Dahnil melanjutkan, adalah salah satu penyebabnya. Oleh sebab itu, transisi kepemimpinan dari Tomet akan menentukan nasib Golkar.

Aktivis Jawara Banten lain, Oman Abdurrahman, menyatakan orang Wawan tak hanya ditanam di Partai Golkar. "Banyak kader karbitan yang dekat sama Wawan mulai kelimpungan," kata dia. Ini karena mereka sangat bergantung pada kekuatan pendanaan yang diberikan Wawan.

Suami Atut, Hikmat Tomet, meninggal pada Sabtu sore, 9 November 2013, di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Tomet sebelum meninggal menjabat anggota Komisi V DPR. Dia meninggal karena stroke. (Baca: Di Tangan Hikmat Tomet, Golkar Kuasai Banten)

MUHAMMAD MUHYIDDIN







Berita terpopuler
Ini Curhat Suami Mantan Hakim Vica kepada Tempo
Ical Bersedia Tanggung Utang Hikmat
Ratu Atut Histeris Saat Suami Masuk Keranda
Sedang Dipamerkan, iPad Mendadak Meledak
Negara Tetangga Terlibat Kecelakaan MI-17 TNI?
5 Langkah Amankan Jaringan Wi-Fi
Situs Perselingkuhan Diblokir di Singapura
Keluarga Atut Siapkan 2.000 Porsi Ayam bagi Pelayat
5 Aplikasi untuk Pertajam Memori
Kesaksian Perawat: JFK Tewas oleh Peluru Berbeda

Berita terkait

Respons KPK soal Ayah Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Disebut Makelar Kasus

1 jam lalu

Respons KPK soal Ayah Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Disebut Makelar Kasus

KPK buka suara soal kabar ayah Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, Kiai Agoes Ali Masyhuri, sebagai makelar kasus Hakim Agung Gazalba Saleh.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Tarik Dana Insentif Melalui Peraturan Bupati, Total Capai Rp 2,7 Miliar

2 jam lalu

KPK Sebut Gus Muhdlor Tarik Dana Insentif Melalui Peraturan Bupati, Total Capai Rp 2,7 Miliar

Motif korupsi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor bermula dari adanya aturan yang dibuat sebagai dasar pencairan dana insentif pajak daerah bagi pegawai BPPD.

Baca Selengkapnya

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD

3 jam lalu

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD

KPK resmi menahan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor sebagai tersangka kasus pemotongan insentif ASN BPPD

Baca Selengkapnya

Korupsi Rumah Dinas DPR RI, KPK Periksa Hiphi Hidupati

4 jam lalu

Korupsi Rumah Dinas DPR RI, KPK Periksa Hiphi Hidupati

KPK memanggil Kepala Bagian Pengelolaan Rumah Jabatan Sekretariat Jenderal DPR RI Hiphi Hidupati dalam dugaan korupsi rumah dinas

Baca Selengkapnya

Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Jalani Pemeriksaan di KPK soal Kasus Rasuah Investasi Fiktif

5 jam lalu

Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Jalani Pemeriksaan di KPK soal Kasus Rasuah Investasi Fiktif

KPK memeriksa Direktur Utama PT Taspen Antonius N. S. Kosasih dalam kasus dugaan korupsi kegiatan investasi fiktif perusahaan pelat merah itu.

Baca Selengkapnya

Jaksa KPK Buka Peluang Hadirkan Ahmad Sahroni sebagai Saksi Persidangan SYL untuk Jelaskan Aliran Dana ke NasDem

6 jam lalu

Jaksa KPK Buka Peluang Hadirkan Ahmad Sahroni sebagai Saksi Persidangan SYL untuk Jelaskan Aliran Dana ke NasDem

KPK membuka peluang menghadirkan Bendahara Umum NasDem Ahmad Sahroni sebagai saksi dalam persidangan dengan terdakwa Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Tiba di KPK, Jalani Pemeriksaan sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD Sidoarjo

9 jam lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Tiba di KPK, Jalani Pemeriksaan sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD Sidoarjo

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor memenuhi panggilan pemeriksaan penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK.

Baca Selengkapnya

Bekas Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Miliaran Rupiah, Ini Rinciannya

9 jam lalu

Bekas Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Miliaran Rupiah, Ini Rinciannya

Jaksa KPK mengatakan eks Hakim Agung Gazalba Saleh berupaya menyembunyikan uang hasil korupsi dengan cara membeli mobil, rumah, hingga logam mulia.

Baca Selengkapnya

Pejabat Bea Cukai Eko Darmanto Segera Jalani Sidang Kasus Gratifikasi dan TPPU di Tipikor Surabaya

12 jam lalu

Pejabat Bea Cukai Eko Darmanto Segera Jalani Sidang Kasus Gratifikasi dan TPPU di Tipikor Surabaya

Jaksa KPK telah melimpahkan surat dakwaan dan berkas perkara dengan terdakwa Eko Darmanto ke Pengadilan Tipikor pada PN Surabaya pada Jumat lalu.

Baca Selengkapnya

Saksi Sidang Syahrul Yasin Limpo Mengaku Pernah Ditagih Ajudan SYL untuk Beli Senjata, tapi Tak Ada Bukti

14 jam lalu

Saksi Sidang Syahrul Yasin Limpo Mengaku Pernah Ditagih Ajudan SYL untuk Beli Senjata, tapi Tak Ada Bukti

Dugaan pembelian senjata oleh ajudan itu diungkap ke persidangan oleh kuasa hukum Syahrul Yasin Limpo, namun jaksa KPK bilang tidak ada.

Baca Selengkapnya