Seni terbang dan penari menjadi inspirasi Tisna Sanjaya bersama sejumlah penggiat seni dan Greenpeace Indonesia saat memperingati hari air dengan melukis di Sungai Citarum yang tercemar limbah pabrik di kawasan Cigebar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/3). 70 persen dari sekitar 600 industri berada di bagian hulu Citarum dan hanya 10 persen yang memiliki instalasi pengolah air limbah standar. 80 persen air Sungai Citarumi menjadi sumber air baku bagi perusahaan air minum di Jakarta. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi nirlaba Blacksmith Institute yang berbasis di New York dan Green Cross, Swiss, menyebutkan bahwa Sungai Citarum di Jawa Barat adalah satu dari 10 sungai paling tercemar di dunia tahun ini. Sungai ini masuk dalam daftar karena pencemaran limbah industri dan bahan kimia.
Laporan Blacksmith menyebutkan lebih dari 500 ribu orang terkena dampak langsung pencemaran di Sungai Citarum. Sementara lebih dari 5 juta orang terkena dampak tak langsung akibat polutan kimia yang dibuang ke sungai dan terbawa aliran air. Kandungan timah, aluminium, mangan, dan konsentrat besi di sungai itu beberapa kali lebih tinggi dari angka rerata dunia. Sumber pencemaran berasal dari aktivitas industri dan domestik di sekitar sungai.
Sungai Citarum disandingkan dengan lokasi-lokasi paling tercemar dan beracun di dunia. Daftar itu juga mencantumkan Chernobyl, kota di Ukraina, yang hingga kini masih tercemar radioaktif setelah terjadi ledakan reaktor nuklir pada 1986. "Laporan tahun ini memuat tempat paling tercemar yang kami temukan. Tapi yang lebih penting adalah masalahnya justru lebih besar dari sekadar 10 lokasi itu," kata Presiden Blacksmite Institute Richard Fuller seperti dikutip LiveScience, Rabu, 6 November 2013.
Lokasi yang paling tercemar kebanyakan ada di negara-negara berkembang. "Kami memperkirakan kondisi kesehatan lebih dari 200 juta manusia saat ini terancam akibat pencemaran di negara berkembang," katanya.
Ketua Institut Hijau Indonesia Chalid Muhammad menilai parahnya pencemaran Sungai Citarum disebabkan banyak pabrik yang membuang limbahnya ke sungai. "Lalu banyak limbah domestik yang masuk sungai dan ada konversi kawasan sungai jadi permukiman sehingga terjadi erosi dan pendangkalan," kata Chalid, Kamis, 7 November 2013.
Menurut Chalid, sebagian besar sungai di Indonesia sebenarnya mengalami krisis serius. "Pencemaran parah itu tidak cuma di Citarum. Tahun 1998 saja, ada 59 dari 89 satuan wilayah sungai yang kritis," katanya. Pada 1984, ada 22 satuan wilayah sungai yang kritis dan meningkat menjadi 39 hanya dalam delapan tahun.
Chalid menilai belum ada upaya terintegrasi dari pemerintah pusat untuk perbaikan sungai. Selama ini, upaya perbaikan sungai hanya dilakukan terpisah oleh pemerintah daerah. "Kalau kerja sendiri-sendiri seperti itu tidak akan berhasil."
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara Temukan Sungai Siak Tercemar Klorin dan Fosfat
4 Juli 2022
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara Temukan Sungai Siak Tercemar Klorin dan Fosfat
Penelitian Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) menemukan fakta bahwa Sungai Siak di Riau tercemar bahan kimia klorin dan fosfat. Penelitian ini dilakukan ESN bersama dengan Mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Riau dan Badan Teritori Telapak Riau pada 1 - 3 Juli 2022.