TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri menyatakan pemerintah tak berencana memulangkan seluruh warga negara Indonesia yang menetap di Suriah. Evakuasi dianggap bukan langkah bijak. "Yang penting penyelamatan," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di kompleks parlemen Senayan, Rabu, 11 September 2013.
Data Kementerian menunjukkan, dari 12 ribu WNI yang tinggal di Suriah, 8.960 sudah dipulangkan ke Indonesia. Sekitar 3.000 WNI masih menetap di Suriah. Menurut Marty, pemulangan warga negara terhambat jalur evakuasi yang sulit dilalui. Sejauh ini, kata dia, evakuasi harus melalui jalan penghubung Damaskus, ibu kota Suriah, ke Beirut, ibu kota Libanon, dengan situasi yang serba tak menentu.
"Untuk itu kami telah membangun shelter-shelter bagi penampungan WNI," kata Menteri Marty. Namun Menteri Marty tetap menunggu perkembangan dalam negeri Suriah. Jika keadaan demikian genting, Kementerian siap memulangkan WNI.
Perang saudara melanda Suriah sejak awal 2011. Para pemberontak menuntut pergantian pemerintahan yang dipimpin Presiden Bashar al-Ashad. PBB menyebutkan korban jiwa akibat perang ini menembus angka 100 ribu pada Juni lalu. Amerika Serikat pun menyiapkan pasukan untuk menyelesaikan konflik Suriah.