TEMPO Interaktif, Solo: Panitia lokal Muktamar Nahdatul Ulama (NU) ke-31 memastikan persiapan teknis penyelenggaraan muktamar di Asrama Haji Donohudan, Boyolali telah mencapai 75 persen. Pihak panitia juga telah mengantongi dana sekitar Rp 5 - 6 miliar untuk membiayai penyelenggaran muktamar yang bakal diikuti 3.150 peserta. Selain menyewa seluruh penginapan di asrama haji untuk 2.208 peserta, panitia juga menyewa sedikitnya 60 rumah penduduk di sekitar asrama untuk keperluan penginapan peserta. "Untuk tamu undangan seperti ulama dari luar negeri akan disewakan hotel, tapi sampai sekarang kami belum memesannya," kata Mubin Shoimuri, Ketua Pimpinan Cabang NU Kota Solo yang juga menjadi Wakil Ketua Bidang Teknis Panitia Muktamar NU kepada Tempo, Kamis (4/11).Adapun dana pelaksanaan muktamar kali ini mencapai Rp 6 miliar yang kesemuanya sudah terpenuhi dari berbagai sumbangan dan sponsor. Dia menyebutkan meski sampai sekarang ini belum ada sponsor utama, tetapi dana muktamar telah tercukupi. Diakuinya, pembiayaan muktamar sepenuhnya dikelola PB NU, yang menurut Mubin selain berasal dari bantuan pemerintah seperti dari Menteri Agama juga beradal dari Gubernur. Sebelumnya, kalangan muda NU mendengar informasi bahwa pelaksanaan muktamar di Asrama Haji Donohudan itu menelan biaya Rp 10 miliar. Koordinator NU Crisis Center Klaten, M Jazuli mengaku tidak habis mengerti darimana dana sebesar itu dimiliki NU karena selama ini warga NU tidak ada yang membayar iuran. Dia menengarai, ada sumbangan dari pihak-pihak tertentu. "Muktamar kali ini memang terkesan menjauhkan partisipasi warga NU," tukas menantu kiai kharismatik dari Klaten, KH Muslim Rifa'i Imampuro ini.Selain itu, Jazuli yang juga Chatib Syuriah PC NU Klaten ini juga mengaku heran dengan pemilihan tempat muktamar yang dinilainya jauh dari kesan tradisionalitas NU. Selain diselenggarakan di luar pondok pesantren. Asrama Haji Donohudan Boyolali juga bukanlah lingkungan yang masyarakatnya memiliki akar tradisi NU. Imron Rosyid - Tempo