Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi ogah mengomentari soal konflik Sunni dan Syiah di Kabupaten Sampang, Madura. "Soal Sampang masih didalami," kata dia ketika ditemui di kantornya, Jumat, 2 Agustus 2013.
Kemarin, Gamawan dan rombongan Kementerian menyambangi Surabaya, Jawa Timur. Di sana mereka bertemu dengan Tim Rekonsiliasi Sampang yang diketuai Rektor Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Abd A'la, Gubernur Soekarwo, dan perwakilan Badan Silaturrahmi Ulama-ulama Pesantren Madura (Bassra).
Direktur Jenderal Kesatuan Bangsa dan Pembangunan Politik Kemendagri, Tanribali Lamo, mengatakan kiai setempat berperan penting dalam menyelesaikan konflik masyarakat di Kabupaten Sampang. Upaya rekonsiliasi bisa dimulai dengan merukunkan kiai dengan penganut Syiah pimpinan Tajul Muluk yang kini berada di pengungsian.
Setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima perwakilan Syiah di Istana pertengahan Juni lalu, berturut-turut menteri kabinet menyambangi Jawa Timur untuk mengupayakan rekonsiliasi. Menteri yang sudah ke sana antara lain Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz, Menteri Agama Suryadharma Ali, dan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi.
Pekan lalu, Suryadharma menyatakan pemulangan pengungsi Syiah ke Sampang akan lebih lancar jika mereka menerima permintaan Ulama Bassra. Ulama Bassra meminta para pengungsi bertobat sebagai syarat pemulangan. Mereka bahkan mengancam tak bisa menjamin pengrusakan tak akan terulang jika pulang tanpa bertobat terlebih dulu.