TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Bina Pelaksana Wilayah II Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Winarno, menyatakan Badan Pemeriksa Keuangan kemungkinan salah paham dalam menilai dan mengukur proyek-proyek perbaikan jalan Pantura.
"Ada perbedaan dalam penilaian, mungkin kurang penjelasan di lapangan," kata dia saat dihubungi Tempo, Jumat, 19 Juli 2013.
Menurut dia, kontur tanah tak semuanya rata layaknya kaca. "Mungkin mereka mengukur ketebalan atau mengambil sampel dengan mengecor jalan di daerah yang cembung. Jadi pasti beda ketebalannya," ujarnya.
Dalam perbaikan Pantura tahun 2010, BPK menemukan beberapa indikasi mark up. Antara lain, hasil pemeriksaan menunjukkan di Provinsi Jawa Barat terdapat kekurangan volume pekerjaan jalan sebesar Rp 441 juta. Sedangkan dari hasil pemeriksaan di Jawa Timur terdapat ketidakberesan pelaksanaan kegiatan yang tidak mencapai target sebesar Rp 68 juta.
Terkait dengan temuan hasil audit BPK, menurut Winarno, wajar terjadi perbedaan antara pihaknya dan BPK. "Ini, kan, proyek miliaran, berbeda berapa juta, kan, tak apa-apa," ucapnya. Ia yakin lembaganya tak ada yang berani korupsi dalam proyek perbaikan di Pantura. "Ngapain korupsi di Pantura. Uangnya sedikit, kalau mau korupsi di proyek lain saja."
ERWAN HERMAWAN
Berita Lain:
Istri Uje Buka Puasa dengan Anak Yatim
Mudik, Kereta Api Tanjungkarang Tambah 2 Gerbong
Ini Pemicu Kemacetan Jalur Cileunyi-Tasikmalaya
Polisi Sita Ribuan Petasan dan Minuman Keras
Bom Polsek Rajapolah Berisi Detonator dan Gotri
Berita terkait
Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan
13 jam lalu
Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah
Baca SelengkapnyaDugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti
15 jam lalu
Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.
Baca SelengkapnyaAlexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan
23 jam lalu
Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.
Baca SelengkapnyaIM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik
1 hari lalu
Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.
Baca SelengkapnyaKPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?
1 hari lalu
Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.
Baca SelengkapnyaBupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan
1 hari lalu
KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.
Baca SelengkapnyaNurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan
1 hari lalu
Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.
Baca SelengkapnyaUsai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan
2 hari lalu
Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.
Baca SelengkapnyaIni Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur
2 hari lalu
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.
Baca SelengkapnyaTak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan
2 hari lalu
Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.
Baca Selengkapnya