TEMPO.CO , Jakarta:Sebanyak 570 pekerja anak yang ada di Provinsi Banten, ditarik dari pekerjaannya, dan diikut sertakan untuk mengikuti sekolah. Dari 570 pekerja anak ini, ditarik dari pekerjaan informal yang ditekuninya, seperti pemulung, usaha pembuatan batu bata dan buruh pertanian.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Banten, Erik Syehabudin mengatakan, jumlah anak yang ditarik dari pekerjaanya, untuk di Kabupaten Lebak sebanyak 180 pekerja anak, Kabupaten Tangerang 120 pekerja anak, Kabupaten Pandeglang 180 pekerja anak dan untuk di Kabupaten Serang sebanyak 90 pekerja anak.
Menurut Erik, diharapkan anak-anak di Provinsi Banten bisa meningkatkan taraf hidupnya di masa yang akan datang dan juga untuk mendukung program keluarga harapan (PKH) yang digelontorkan oleh pemerintah pusat.
"Pekerja anak ini kebanyakan bekerja di perusahaan informal, seperti home industry, dan buruh tani," kata Erik saat acara penyerahan paket bantuan perlengkapan sekolah dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Ahad, 9 Juni 2013.
Sementara itu, Dirjen Pembina Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kementerian Tenaga Kerja Abdul Wahab Bangkona mengatakan, saat ini tidak boleh ada perusahaan yang mempekerjakan anak."Jika terdapat perusahaan yang mempekerjakan anak, maka akan diberikan sanksi. "Kami akan memberikan sanksi teguran, perdata hingga pidana bagi pengusaha yang mempekerjakan anak-anak," kata Wahab.
Menurutnya, pemerintah pusat, telah melakukan penarikan pekerja anak di 21 Provinsi dan 89 kabupaten/kota di Indonesia sebanyak 32.000 pekerja anak. Program pengurangan pekerja anak ini, untuk mendukung program keluarga harapan (PPA-PKH).
Anak yang ditarik dari pekerjaanya akan dikembalikan ke sekolah untuk belajar formal di tingkat SD/SMP/SMA, madrasah, pesantren atau kejar paket."Pemerintah telah melakukan pendekatan khusus untuk melarang anak usai sekolah bekerja. Pengusaha dan orang tua tidak boleh memaksakan anak bekerja apalagi dengan risiko kehilangan nyawa," katanya.
WASI'UL ULUM
Taufiq Kiemas |Cinta Soeharto Bangkit?| Pemukulan Pramugari Sriwijaya| Penembakan Tito Kei
Baca Juga:
Taufiq Kiemas dan Kacamata Budiman Sudjatmiko
Jokowi 'Diam' Melayat ke Rumah Duka Taufiq Kiemas
Pemukul Pramugari Tidak Dikenakan UU Penerbangan
Perjalanan Politik Taufiq Kiemas
Mega Tunjuk Sulungnya Beri Sambutan untuk Kiemas
Ini Dia Anak Alay yang Ada di Dahsyat