Sejumlah Imigran gelap Asal iran saat ditanggap anggota Polda Suawesi Selatan di rumah penampunagan Jalan hertasning Baru, Gowa, (9/5). Sebanyak 35 Imigran yang tidak memiliki Pasport ini rencananya akan menyebrang ke Australia. TEMPO/Iqbal lubis
TEMPO.CO, Jakarta - Kabid Humas Polda Bali Kombes Hariadi mengatakan bahwa aparat masih kesulitan untuk melakukan evakuasi dan pendataan, karena imigran ini belum mau bersuara dan menjelaskan keberadaan mereka. "Tentang kewarganegaraan mereka, rata-rata dari Timur Tengah," kata dia.
Pengamanan ini dilakukan setelah anggota Polair melakukan patroli sekitar jam 05.00 Wita. Petugas menemukan kapal yang mencurigakan, yakni identitas kapal yang tidak jelas dan jalur kemudi kapal yang tidak benar.
Setelah petugas mendekati kapal, ternyata ada puluhan orang dalam palka kapal. Bagian palka ini biasanya digunakan untuk tempat ikan atau barang. Kapal ini diperkirakan berangkat dari Tanjung Benoa, Badung, Bali.
Hariadi mengatakan bahwa anak buah kapal (ABK) sebagai pengemudi kapal, saat ini sudah diamankan, tapi masih belum mau memberikan keterangan. Dua ABK berasal dari Alor, NTT. "Kami masih berusaha, karena dokumen kapal dan penumpang sama sekali tidak ada," kata dia.
Sebelum berangkat, imigran ini sudah sempat singgah di Bali selama beberapa hari. Keberadaan mereka di Bali sebagai turis untuk berlibur. Saat ini, polisi bersama petugas imigrasi sedang berusaha untuk mengevakuasi penumpang untuk memudahkan pendataan. "Tidak mungkin dipaksa, harus pelan-pelan," kata Hariadi.
Sementara dirayu, mereka melakukan semua aktivitasnya di palka kapal, seperti tidur, dan mengobrol. Petugas melakukan pengawasan bagi mereka yang memerlukan kamar kecil untuk buang air kecil.
Hariadi memperkirakan, mereka akan berlayar ke Australia untuk memeroleh suaka. Dari Indonesia, jalur terdekat menuju Australia adalah NTT. Waktu tempuh diperkirakan memerlukan waktu 4 hari.