TEMPO Interaktif, Malang:Jenazah aktivis hak asasi manusia dan Direktur Imparsial, Munir, dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Kota Batu, Minggu (12/9). Isak tangis, sedih dan haru ribuan pelayat mewarnai prosesi pemakaman mulai dari rumah duka di Jalan Diponegoro hingga ke pemakaman yang berjarak sekitar 2 kilomter. Prosesi pemakaman dimulai tepat pukul 09.00 WIB. Acara didahului dengan sambutan dari keluarga korban yang diwakili oleh kakek almarhum dr. Mustafar. Dalam sambutannya, dr. Mustafar mengucapkan terima kasih kepada semua kalangan yang telah membantu mengurus jenazah Munir hingga ke tempat peristirahatnya terakhir. Selain itu, dr. Mustafar juga mengucapkan permintaan maaf atas semua kesalahan almarhum.Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Batu Imam Kabul memberikan piagam penghargaan kepada almarhum Munir sebagai putra terbaik Kota Batu. Penghargaan diserahkan ke keluarga almarhum yang diwakili oleh dr. Jamal, adik kandung almarhum. "Almarhum telah berbuat yang terbaik untuk daerahnya," kata Imam.Selain dari pihak keluarga, sejumlah tokoh juga diberi kesempatan menyampaikan sambutannya. Mereka adalah Ketua Komisi Konstitusi Jimly Assidhiqie yang mewakili pemerintah, pendiri Imparsial dan tokoh penegak HAM Todung Mulya Lubis, Adnan Buyung Nasution sebagai wakil dari YLBHI, wakil dari Kedubes Republik Indonesia di Belanda Mudzakir Achmad Ghozali, Ketua Muda Bidang Pengawasan Mahkamah Agung Abdulrachman Saleh dan Pengurus Pusat Al Irsyad Hisyam Thalib. "Munir adalah pejuang HAM. Kematian Munir adalah sebuah kematian yang indah karena terjadi saat dia melakukan perjalanan dalam perjuangan menegakkan HAM," ujar Todung.Dari rumah duka, jenazah kemudian dibawa ke Masjid At Taqwa Kelurahan Sisir untuk dishalatkan. Ratusan orang berebut ikut shalat jenazah yang diimami oleh kakak kedua almarhum, Rasyid.Dalam pantauan Tempo, selama perjalanan menuju ke pemakaman, para pelayat berebut menggotong jenazah Munir. Sementara, para ibu-ibu dan anak-anak berdiri di kanan-kiri jalan dengan wajah haru. Taman pemakanan juga terlihat penuh sesak oleh para pelayat. Bibin Bintariadi
Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober
20 hari lalu
Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober
Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.