Australia Tambahkan Rp 32,5 Miliar untuk Penyelidikan Bom Kuningan

Reporter

Editor

Sabtu, 11 September 2004 13:36 WIB

TEMPO Interaktif, Sydney: Perdana Menteri Australia John Howard menyatakan akan mengembangkan penyelidikan tentang bom di berbagai penjuru dunia. Pemerintah Australia juga mengalokasikan dana tambahan A$ 5 juta atau sekitar Rp 32,5 miliar kepada tim gabungan polisi Indonesia dan Australia yang menyelidiki pemboman di depan Gedung Kedutaan Besar Australia, Jakarta, Kamis (9/9) lalu. Hal ini diumumkan Howard usai pertemuan dengan komite keamanan nasional di kabinetnya, di Sydney, Sabtu (11/9).Sementara itu, Menlu Australia Alexander Downer, yang baru saja kembali dari Jakarta menyatakan bahwa pihaknya sama sekali tidak mendapat informasi tentang kemungkinan serangan terhadap Kedubes Australia lainnya di berbagai penjuru dunia. "Tapi, kami ingin yakin bahwa perwakilan-perwakilan negara kita aman," katanya."Prioritas kami adalah fokus pada peningkatan pengamanan kedutaan-kedutaan di kawasan ini, selain itu kami juga memgutamakan penyelidikan tentang aktivitas Jamaah Islamiyah," tambah Downer."Kedutaan Australia di Timur Tengah, tentu saja akan termasuk yang diutamakan mendapat tambahan pengamanan dan fasilitas keamanan," tambahnya. Untuk itu pihak pemerintah Australia memutuskan menutup sementara kantor perwakilan mereka di Indonesia. Tapi, Howard tidak akan menutup kedubes di Jakarta selamanya. "Itu artinya sama saja dengan menyerah," katanya. "Itu merupakan tanda-tanda kelemahan, yang tidak dapat diterima oleh rakyat Australia," tambahnya, sembari menyatakan jika pemerintah Australia menutup kedutaannya, itu sama saja memberikan kemenangan kepada teroris.Howard juga menginginkan untuk menggelar pertemuan dengan National Counter-Terrorism Committee untuk mengkaji ulang secara menyeluruh pengaturan keamanan di Australia, terutama transportasi darat. Karena, Howard menerima informasi baru, adanya kondisi ancaman menengah di Australia. "Kita tidak memperoleh informasi bahwa ancaman teror, menghilang," katanya. "Australia masih terhitung negara yang sangat aman, tapi, kita hidup di abad terorisme, tidak ada yang bisa diabaikan begitu saja."The Age/ Tempo News Room

Berita terkait

Singgung AUKUS, Indonesia Ajak Australia Jaga Perdamaian Indo-Pasifik

10 Februari 2023

Singgung AUKUS, Indonesia Ajak Australia Jaga Perdamaian Indo-Pasifik

Indonesia desak Australia untuk bersama-sama menjaga perdamaian Indo-Pasifik, di tengah bayang kekuatan besar seperti China dan Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Prancis Vonis Hukuman Seumur Hidup untuk Pelaku Teror Paris 2015

30 Juni 2022

Pengadilan Prancis Vonis Hukuman Seumur Hidup untuk Pelaku Teror Paris 2015

Pengadilan Prancis menjatuhkan vonis seumur hidup kepada Salah Abdeslam, satu-satunya pelaku teror Paris 2015 yang masih hidup

Baca Selengkapnya

PM Australia Segera Kerahkan Menteri untuk Revitalisasi Dagang dengan RI

7 Juni 2022

PM Australia Segera Kerahkan Menteri untuk Revitalisasi Dagang dengan RI

PM Australia Anthony Albanese mengatakan revitalisasi hubungan perdagangan dan investasi dengan RI adalah prioritas di prioritas pemerintahannya.

Baca Selengkapnya

Alasan Jokowi Ajak PM Australia Gowes Pakai Sepeda Bambu

6 Juni 2022

Alasan Jokowi Ajak PM Australia Gowes Pakai Sepeda Bambu

Albanese menganggap ajakan Jokowi untuk naik sepeda bambu ini sebagai sebuah kehormatan besar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beberkan 5 Poin Hasil Pertemuan Bilateral dengan PM Australia

6 Juni 2022

Jokowi Beberkan 5 Poin Hasil Pertemuan Bilateral dengan PM Australia

Jokowi mengatakan isu yang dibicarakan ialah seputar perdagangan dan investasi kedua negara.

Baca Selengkapnya

Temui Jokowi, PM Australia Ingin Revitalisasi Hubungan Dagang dengan RI

6 Juni 2022

Temui Jokowi, PM Australia Ingin Revitalisasi Hubungan Dagang dengan RI

Albanese merupakan pemimpin terpilih Australia yang baru dilantik pada 23 Mei lalu.

Baca Selengkapnya

Pengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Paris 2015: Saya Tidak Melukai Siapa pun

10 Februari 2022

Pengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Paris 2015: Saya Tidak Melukai Siapa pun

Salah Abdeslam mengatakan bahwa ia tidak meledakkan rompi bom bunuh dirinya dalam serangan teroris di Paris, November 2015 yang menewaskan 130 orang

Baca Selengkapnya

Warga Australia Antusias Belajar Gamelan Bali dan Angklung dari KBRI Canberra

17 Oktober 2021

Warga Australia Antusias Belajar Gamelan Bali dan Angklung dari KBRI Canberra

Para Mahasiswa dari Defence Force School of Languages Australia di Canberra antusias belajar gamelan Bali dan angklung dari workshop KBRI Canberra.

Baca Selengkapnya

Prancis Mulai Adili 20 Terdakwa Serangan Teror di Bataclan

8 September 2021

Prancis Mulai Adili 20 Terdakwa Serangan Teror di Bataclan

Prancis pada Rabu mengadili 20 orang terdakwa yang diduga terlibat dalam serangkaian aksi teror di Bataclan, Paris, pada 13 November 2015.

Baca Selengkapnya

Indonesia Cultural Circle Pamer Pesona Nusa Tenggara Timur ke Australia

20 Juni 2021

Indonesia Cultural Circle Pamer Pesona Nusa Tenggara Timur ke Australia

Masyarakat Australia dan kalangan diplomatik terpikat keindahan Nusa Tenggara Timur ketika menghadiri Indonesia Cultural Circle (ICC) KBRI Canberra.

Baca Selengkapnya