TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Indonesia Corruption Watch Danang Widoyoko berpendapat Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum masih bisa dikenai pasal gratifikasi, kendati Anas sudah mengembalikan mobil Toyota Harrier yang diduga merupakan imbalan untuk proyek Hambalang. Sebelumnya, melalui pengacaranya, Firman Wijaya, Anas mengklaim telah mengembalikan mobil itu ke mantan Bendahara Umum Demokrat Muhammad Nazaruddin.
Menurut Danang, pengembalian Harrier ke Nazar berbentuk uang itu sudah melampaui batas waktu pelaporan gratifikasi. "Laporan gratifikasi itu batas waktunya 30 hari setelah sesuatu barang diterima. Nantinya Komisi Pemberantasan Korupsi yang menentukan apakah gratifikasi atau tidak. Tapi, ini melampauinya hingga setahun lebih, ya jadi aneh, kecuali itu bisa dibuktikan KPK," kata Danang kepada Tempo melalui telepon, Rabu, 20 Februari 2013.
Danang berharap Komisi Pemberantasan Korupsi segera menemukan bukti soal gratifikasi Anas. Sebab, kasus ini sudah menyebar ke publik dan menimbulkan tanda tanya. "Jangan hanya mengandalkan kesaksian dari kubu Anas maupun kubu Nazar, karena saling berseberangan. Harus segera cari bukti," ujar dia.
Dalam beberapa kesempatan, Firman Wijaya mengatakan mobil Harrier itu tak terkait dengan gratifikasi dari proyek Hambalang. Mobil tersebut, kata dia, bukan pemberian Nazar, melainkan dibeli Anas melalui transaksi biasa. Menurut Firman, Anas membeli mobil tersebut dengan cara mencicil. Pembelian dilakukan pada akhir Agustus 2009 berupa penyerahan uang Rp 200 juta. Cicilan kedua dibayar Anas pada Februari 2010, sebesar Rp 75 juta.
Namun, pada Kongres Demokrat, Mei 2010, Anas mendengar kabar bahwa mobil itu adalah pemberian Nazar. Kemudian, masih menurut Firman, Anas ingin mengembalikan mobil itu, tapi Nazar menolak dengan alasan garasi rumahnya sudah penuh. Kemudian mobil dijual seharga Rp 500 juta dan uangnya diserahkan ke Nazar.
Pengacara Nazar, Rufinus Hutauruk, menilai pernyataan Firman soal mobil Harrier itu memelintir fakta. "Yang perlu dicermati adalah penjualan mobil itu sebelum atau sesudah Anas kena masalah? Ini lucu, karena menurut Nazar, ada uang dari Anas ke Nazar lewat satpam setelah kasus Anas mencuat. Jadi percuma saja Anas memberi uang seolah-olah pengembalian mobil, karena pemberian itu dilakukan tahun 2011, ketika Anas sudah kena gratifikasi," ujar dia.
MUHAMAD RIZKI
Berita terkait
Ini Alasan Anas Urbaningrum Belum Tentukan Dukungan ke Salah Satu Capres-Cawapres
23 Desember 2023
Ketum Partai Kebangkitan Nusantara Anas Urbaningrum ungkap alasan partainya belum tentukan arah dukungan ke pasangan capres-cawapres pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaBelum Tentukan Arah Mendukung Pasangan Capres, Inilah Profil PKN
30 Oktober 2023
Soal dukungan capres dan cawapres di Pilpres 2024 akan dibahas di Majelis Agung PKN.
Baca SelengkapnyaAnas Urbaningrum Bicara Drama Bacapres: Pada Waktunya PKN Bersikap
10 September 2023
Anas Urbaningrum memastikan PKN akan mendukung salah satu capres. Namun belum saat ini.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan dan Anas Urbaningrum Dijadwalkan Berkunjung ke Sumatera Selatan
7 September 2023
Anies Baswedan bakal berakhir pekan di Palembang. Di hari yang sama, Anas Urbaningrum juga dijadwalkan ke Sumatera Selatan
Baca SelengkapnyaHadiri Deklarasi Prabowo Subianto oleh PBB, Ini Profil Cak Imin, Anis Matta, dan Anas Urbaningrum
31 Juli 2023
Cak Imin, Anas Urbaningrum, dan Anis Matta hadiri deklarasi Prabowo Subianto sebagai Capres 2024 oleh PBB. Ini profil ketiga ketua umum partai itu.
Baca SelengkapnyaProfil Partai Kebangkitan Nusantara, Eks Sayap Partai Demokrat yang Disebut Anas Urbaningrum Bukan Partai Keluarga
16 Juli 2023
Anas Urbaningrum sebut Partai Kebangkitan Nusantara bukan partai keluarga yang ekslusif. Ini profilnya.
Baca SelengkapnyaAnas Urbaningrum Balik Terjun ke Dunia Politik, Gede Pasek sempat Singgung Hak Berserikat
16 Juli 2023
Anas Urbaningrum kembali terjun ke dunia politik setelah bebas. Gede Pasek sempat singgung hak berserikat.
Baca SelengkapnyaAnas Urbaningrum Bilang PKN Bukan Partai Keluarga
16 Juli 2023
Anas Urbaningrum optimistis partai ini akan menjadi magnet bagi hadirnya calon kader baru yang ingin bergabung.
Baca SelengkapnyaProfil Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara
15 Juli 2023
Anas Urbaningrum terpilih sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara yang baru. Berikut profilnya.
Baca SelengkapnyaKata Anas Urbaningrum dan Gede Pasek soal PKN yang Belum Tentukan Arah Koalisi
15 Juli 2023
Anas Urbaningrum dan Gede Pasek sebut Partai Kebangkitan Nusantara atau PKN belum tentukan arah koalisi untuk Pemilu 2024
Baca Selengkapnya