Yogya Gerah Akibat Pelepasan Panas Terhadang Awan  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Minggu, 10 Februari 2013 18:11 WIB

Keraton Yogyakarta. dok. TEMPO/ Bernard Chaniago

TEMPO.CO, Yogyakarta - Beberapa malam ini, kondisi udara di Daerah Istimewa Yogyakarta sangat gerah. Di siang hari, jika tidak hujan suhu udara mencapai 27-30 derajat Celsilus. Pada malam hari suhu udara mencapai 31-32 derajat Celsius. Sedangkan pada dinihari mencapai 23 derajat Celsius.

"Jika malam hari gerah, bumi melepaskan panas, tetapi masih banyak awan seperti selimut panas," kata anggota staf Data dan Informasi, Stasiun Geofisikan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta, Sigit Hadiprakoso, Ahad, 10 Februari 2013.

Musim hujan yang terjadi saat ini juga akan berakhir lebih awal daripada waktu normalnya. Kondisi cuaca di Daerah Istimewa Yogyakarta akhir-akhir ini terpantau cerah dan panas. Hal itu disebabkan bulan Februari ini yang seharusnya masih dilewati angin muson Asia, yaitu angin dari arah barat, mulai berkurang. Namun, justru berganti angin dari arah tenggara, yaitu angin muson Australia. Pergantian pola angin ini mengakibatkan berkurangnya curah hujan, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ia menambahkan, perubahan pola angin ini diketahui pada awal bulan Februari. Kelembapan udara akan berkurang. Musim hujan pun akan lebih pendek daripada yang diperkirakan, yaitu selesai pada April, bukan Mei. "Puncak musim hujan sudah terjadi pada Januari lalu," kata dia.

Pergantian pola angin ini berdampak yang paling signifikan di sektor pertanian. Tamaman yang banyak membutuhkan air akhirnya kekurangan air. Maka sistem irigasi diperbaiki untuk cadangan air pertanian.

Menurut Kepala Seksi Pengendali Mutu Tanaman, Dinas Pertanian Peternakan, dan Kehutanan, Kabupaten Sleman, Sugiyanto, untuk mengantisipasi gagal panen akibat berakhirnya musim hujan lebih awal, para petani harus melakukan pola tanam baru. Yaitu berupa penggunaan botol plastik air mineral yang diisi air dengan ditanam sedalam 10 sentimeter di dekat tanaman. Botol air itu dilubangi sebesar paku dan dapat menyimpan air untuk kebutuhan tanaman hingga seminggu lamanya. Ini khusus pertanian nonpadi. "Harus selalu dipantau ketersediaan airnya. Jika habis maka bisa diisi lagi," kata dia.

MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

8 jam lalu

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

Saat tubuh terpapar suhu ataupun hawa panas, respons alami tubuh adalah dengan memproduksi keringat untuk mendinginkan diri.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

11 jam lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

14 jam lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

15 jam lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

16 jam lalu

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

16 jam lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

Prakiraan cuaca BMKG memperkirakan cuaca Jakarta hari ini cerah berawan dan hujan ringan. Sebagian wilayah waspada potensi hujan disertai petir.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

23 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

1 hari lalu

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.

Baca Selengkapnya

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

1 hari lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

1 hari lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya