Sejumlah pendaki menyusuri tebing puncak gunung Merapi pasca erupsi 2010 yang di capai dari jalur Baru Selo, Selo, Boyolali, Jawa Tengah,(27/5). Puncak tertinggi gunung Merapi pascaerupsi 2010 ada di level 2.930 meter di atas permukaan laut (mdpl) ANTARA/Teresia May
“Hujan deras sering terjadi di puncak Merapi. Hujan itu juga sering diiringi oleh petir dan badai gunung,” ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subandriyo, Rabu, 26 Desember 2012.
Subandriyo tidak merekomendasi pendakian lewat Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, dan Sleman, Yogyakarta. “Kawah gunung berapi itu menganga terbuka ke arah selatan (Kinahrejo). Sedangkan material vulkanik yang ada di sekitar kawah juga rentan longsor jika hujan deras mengguyur,” katanya.
Kinahrejo, lokasi kampung almarhum juru kunci Merapi, Mbah Maridjan, dulunya, memang merupakan salah satu pos pendakian di sisi selatan Gunung Merapi.
Subandriyo hanya merekomendasi pendakian lewat jalur utara atau pos Selo, Boyolali, Jawa Tengah. Material vulkanik yang disemburkan Merapi saat erupsi 2010 masih sekitar 70 juta meter kubik. Yang perlu diwaspadai adalah adanya potensi banjir lahar dingin di sungai yang berhulu di Merapi.
Wisnu Windarto, anggota tim Search and Rescue (SAR) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyarankan agar calon pendaki Merapi menyiapkan segala perlengkapan pendakian, baik pakaian, makanan, minuman, alat-alat pendakian, maupun obat-obatan P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan).
"Jangan lupa melapor ke posko terdekat supaya terpantau oleh SAR," kata dia.