TEMPO.CO , Jakarta - Narkoba menjadi salah satu kejahatan yang masuk ketegori luar biasa. Mengapa? Selain dapat merusak generasi bangsa, narkoba juga menjadi salah satu kejahatan yang bisa dikendalikan meski pelakunya sudah berada di balik jeruji.
Dalam wawancara dengan Majalah Tempo edisi Senin, 19 November 2012, Deputi Pemberantasan Narkoba Badan Narkotika Nasional Inspektur Jenderal Benny J. Mamoto menjelaskan bagaimana para bandar narkoba mengendalikan jaringannya dari dalam penjara.
"Transaksi biasanya terjadi di luar. Ada orang lain yang melaksanakan," kata Benny. Sementara dari penjara, bandar yang ditahan tinggal mengarahkan untuk mengambil barang dari mana, mengantar barang ke mana, dan transfer uang ke siapa.
Setiap bandar yang di penjara, jelas dia, memiliki pasar yang berbeda-beda di luar. Dengan alat komunikasi, tiap bandar bisa saling bertransaksi.
"Tinggal kontak, 'Eh, elu masih punya barang enggak? Berapa harganya? Tolong dikirim ke anu, ya?' atau sebaliknya, 'Ini gua punya barang, harganya sekian. Mau enggak?' Begitu saja kerjanya. Uang dan barang terus berputar," kata benny. (Baca selengkapnya di majalah.tempo.co)
Supaya para bandar Narkoba dapat mengendalikan jaringan mereka dari balik jeruji, setidaknya ada dua 'syarat'. Pertama, memegang alat komunikasi, dan kedua dilindungi aparat.
SANDY INDRA PRATAMA | ANTON APRIANTO | JAJANG JAMALUDIN
Epy Kusnandar Terjerat Kasus Narkoba, Selain Preman Pensiun Pernah Berlakon di The Raid 2: Berandal
2 hari lalu
Epy Kusnandar Terjerat Kasus Narkoba, Selain Preman Pensiun Pernah Berlakon di The Raid 2: Berandal
Epy Kusnandar yang terkenal dalam Preman Pensiun diduga terlibat penyalahgunaan narkoba. Namun, tak hanya Preman Pensiun, ia kerap membintangi film-film lain.