Rumah terduga teroris, Farhan, di Lorong Poliklinik Desa, Rukun Tetangga II, Dusun III, Desa Karola, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Poso, Sulawesi Tengah. TEMPO/Rusman Paraqbueq
TEMPO.CO, Jakarta - Tiga tersangka teroris yang ditangkap di Desa Tambarana, Poso Pesisir, diduga terkait dengan kelompok teroris Al-Qaida Indonesi pimpinan Baderi Hartono. Para tersangka diduga pernah bertemu dalam pelatihan militer di Solo.
"Diduga kuat terkait Baderi, karena tiga tersangka asal Bima itu pernah juga ikut pelatihan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli, dalam konferensi pers di kantornya, Kamis, 1 November 2012.
Detasemen Khusus Antiteror 88 Mabes Polri, ujar Boy, memiliki bukti kuat keterlibatan tiga tersangka ini dalam pelatihan militer di Gunung Biru. Mereka diduga pernah bersama kelompok Baderi, yang mengikuti pelatihan yang dipimpin buron Santoso. "Tiga tersangka ini diduga merekrut masyarakat lokal," kata Boy.
Ketiganya ditangkap pada 31 Oktober 2012 di Desa Tambarana, Poso Pesisir. Pada saat penangkapan, terjadi baku tembak yang menyebabkan seorang tersangka tewas dan dua orang ditangkap hidup-hidup.
Polisi menuturkan tidak terlalu yakin dengan identitas para tersangka yang memiliki banyak nama alias. Boy memaparkan, dua tersangka yang tertangkap dalam keadaan hidup adalah Natsir alias Cecep dan Rahmat alias Amat. Sedangkan yang meninggal dunia bernama Jipo alias Ibeng, yang semalam menjalani pemeriksaan forensik tim Disaster Victim Identification Mabes Polri di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Polisi berhasil menangkap jaringan Al-Qaida Indonesi pimpinan Baderi pada akhir September 2012. Polisi menangkap 11 anggota tersebut di Solo, Kalimantan Barat, dan Palu. Penangkapan kelompok ini merupakan pengembangan penangkapan Mujib dan Naim saat penggerebekan tempat pelatihan militer di Poso Juni 2012.
Al Qaida Indonesi juga terungkap setelah kelompok teroris rekrutan Baderi di Jakarta, Muhammad Thorik cs, menyerahkan diri dan tertangkap. Ini adalah kelompok yang menyebabkan ledakan di sebuah rumah kontrakan di Beji, Depok.