TEMPO.CO, Mataram - Isu penculikan terhadap anak-anak berusia di bawah 5 tahun yang berembus selama dua hari terakhir di Lombok sudah meresahkan warga. Banyak pedagang pasar-pasar di Kota Mataram tak berjualan karena harus menjaga anaknya. Kabar tersebut menyebar melalui pesan pendek mengatasnamakan kepala kepolisian resor.
“Informasi itu disebarkan untuk menimbulkan efek keresahan masyarakat,” kata Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) Brigadir Jenderal M. Iriawan. Akibat isu ini, setidaknya lima orang dihakimi warga.
Hanya gara-gara membawa karung dan mengagetkan dua anak, seorang pria dihakimi massa. Dua anak itu menjerit kaget hingga sang ayah, Jalaludin, keluar. Dia kemudian mengejar pria tadi dan diikuti warga lain. Sang pria tersebut tewas dihajar massa.
Korban kedua adalah pria di Desa Selat Narmada. Tak jelas kejadiannya. Namun lelaki itu mendadak diteriaki sebagai penculik. Dia pun diamuk massa. Sedangkan korban ketiga adalah Dahlan, 23 tahun, asal Dusun Jeranguan Bawah, Kerama Jaya, Narmada. Dia mengendarai mobil bersama empat keponakannya. Rupanya, dia juga menjadi korban salah sasaran warga di Desa Dasan Tereng.
Di Kota Mataram, seorang peminta sumbangan, Ibrahim, 50 tahun, sempat diselamatkan ke Markas Kepolisian Sektor Cakranegara. Seorang lainnya masih dicari warga Lendang Lekong Sweta.
Keresahan dan reaksi warga ini membuat Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi mengeluarkan pernyataan meski sedang beribadah haji. Dia menyatakan tak ada penculikan anak. “Masyarakat jangan terprovokasi,” katanya pada Senin, 22 Oktober 2012.