TEMPO.CO , Kupang: Ratusan warga di Desa Sainoni, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), yang berbatasan dengan Timor Leste kesulitan mendapatkan air bersih karena kekeringan.
Warga desa itu pun terpaksa mengkonsumsi air embung (tempat penampungan air hujan) yang sudah berwarna kecokelatan dari embung yang mulai mengering. Air itu juga digunakan untuk keperluan mandi dan cuci. Kondisi ini sudah dialami warga desa itu sekitar dua bulan terakhir sejak dilanda kekeringan. Sebab, sumur gali milik warga sudah mulai mengering.
"Hampir semua sumur di desa ini mengering, sehingga embung itu menjadi satu-satunya sumber air yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan mandi, cuci, dan minum," kata Ensi Kolo, warga desa kepada wartawan, Kamis, 13 September 2012.
Untuk mendapatkan air bersih, warga sekitar pun membuat sumur berukuran kecil untuk menampung air serapan dari embung itu yang bisa dimanfaatkan untuk minum.
Ironisnya, satu-satunya sumber air di embung yang dimanfaatkan warga juga dijadikan tempat minum ternak seperti kambing, kuda, dan sapi peliharaan warga. Karena itu, mereka berharap pemerintah segera menyelesaikan kesulitan yang dialami warga perbatasan itu. "Kami berharap pemerintah bisa menyelesaikan persoalan ini," katanya.
Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengatakan pemerintah telah berupaya membangun embung untuk mengatasi masalah kekeringan di daerah ini. "Kami sudah bangun embung untuk atasi masalah ini," katanya.