Pemda Diminta Pakai Data Terpadu Kemiskinan  

Reporter

Editor

Eni Saeni

Selasa, 4 September 2012 21:29 WIB

TEMPO/ ADITYA HERLAMBANG PUTRA

TEMPO.CO, Bandung -Ketua Kelompok Kerja Bidang Advokasi Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Muhammad Arif mengatakan, pemerintah daerah diminta menggunakan Data Terpadu Kemiskinan untuk menyusun program pemerintah untuk menekan angka kemiskinan.

"Data nama dan alamat miskin dari masyarakat miskin, hampir miskin, dan rentan miskin lainnya di seluruh provinsi, termasuk Jawa Barat," kata dia usai sosialisasi penggunaan data itu di kantor Bappeda Jawa Barat di Bandung, Selasa, 4 September 2012.

Data hasil survei Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) yang dikerjakan BPS itu diserahkan pada Tim Naisonal di bawah koordinasi wakil presiden itu akhir tahun lalu. Data itu diolah, sebelum dibagikan ke semua daerah. "Sekarang tahap distribusi data dan sosialisasi pemanfaatannya," kata Arif.

Arif menjelaskan, data itu melingkupi, data penduduk yang berada di posisi 40 persen terbawah dari segi pendapatan. Dari analisis perkembangan data kemiskinan di Indonesia terjadi pelambatan.


Sejak Presiden Soeharto menjadi presiden hingga tahun 1990 tercatat penurunan tingkat kemikinan mencapai 60 persen. Sedangkan sejak 1990 hingga sekarang terjadi penurunan tingkat kemiskinan hanya 20 persen. "Semakin rendah kemiskinan di daerah makin sulit diturunkan," kata Arif.

Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf mengakui lemahnya koordinasi program penanggulangan kemiskinan, padahal anggaran yang tersedia besar. Koordinasi Tim Percepatan Penanggulangan Kemiskinan berada di tangan Wakil Gubernur, serta Wakil Bupati/Walikota. "Tapi umumnya jalan masing-masing. Oleh karena itu penting tim ini memberi fokus daerah sasaranya, target sasarannya harus jelas," katanya.

Menurut dia, Jawa Barat menargetkan setiap tahun menekan angka kemiskinan 1 persen. Saat ini jumlah penduduk miskin Jawa Barat tercatat 10,08 persen. Target tahun ini menekannya menjadi di angka 9,45 persen.

"Namun menurunkan 1 persen ini tidak mudah karena tingkat pertumbuhan manusia Jawa Barat itu 2 persen per tahun. Kita kejar-kejaran dengan pertambahan penduduk," ujarnya.

Kepala Bappeda Jawa Barat Deny Juanda Puradimaja mengatakan, pemerintah Jawa Barat akan mengadopsi data itu dengan menyandingkannya dengan data rumah tangga sasaran penerima BLT yang selama ini menjadi acuan penyusunan program kemiskinan di Jawa Barat.

"Kami membuat rumusan atau sistem informasi kilometer o procure untuk mengetaui posisi orang miskin di Jawa Barat, " kata Dede usai memimpin rapat koordinasi dengan sejumlah wakil bupati/walikota se-Jawa Barat.

Menurut dia, , fokus program itu pada tahap awal, mebereskan persoalan kemiskinan dalam radius 10 kilometer dari kantor pemerintahan daerah. "Secara bertahap kita selesaikan kemiskinannya, terus menyebar di kabupaten/kota," ujarnya.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

1 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

8 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

12 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

14 hari lalu

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Tony Blair dan Prabowo Subianto berdiskusi membahas isu-isu global dan strategi untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju

Baca Selengkapnya

Muhadjir Effendy Sebut Anggaran Rp 496,8 Triliun untuk Perlinsos Sudah Disetujui DPR

29 hari lalu

Muhadjir Effendy Sebut Anggaran Rp 496,8 Triliun untuk Perlinsos Sudah Disetujui DPR

Muhadjir Effendy menyebut program perlinsos ditujukan untuk menurunkan tingkat kemiskinan masyarakat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Muhadjir Effendy Sebut Bansos Penting untuk Dorong Daya Beli Masyarakat Miskin

29 hari lalu

Muhadjir Effendy Sebut Bansos Penting untuk Dorong Daya Beli Masyarakat Miskin

Tak hanya Muhadjir, tiga menteri lain juga turut memberikan keterangan terkait bansos di sidang sengketa pilpres hari ini.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Produksi Kakao Berkelanjutan dan Pengentasan Kemiskinan di Gorontalo

40 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Produksi Kakao Berkelanjutan dan Pengentasan Kemiskinan di Gorontalo

Bantuan Jepang ini, diharapkan bisa menaikkan pendapatan petani berskala kecil dan mengentaskan kemiskinan di Provinsi Gorontalo

Baca Selengkapnya

Kenaikan Harga Pangan dan Gaji Tak Seimbang, Ekonom Sebut Bisa Tambah Angka Kemiskinan

5 Maret 2024

Kenaikan Harga Pangan dan Gaji Tak Seimbang, Ekonom Sebut Bisa Tambah Angka Kemiskinan

Pemerintah mesti membuat kebijakan yang bisa mengendalikan harga pangan karena bisa menambah jumlah kemiskinan baru.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sangat Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8 Persen: Within Three, Four, Five Years..

5 Maret 2024

Prabowo Sangat Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8 Persen: Within Three, Four, Five Years..

Calon Presiden nomor urut dua Prabowo Subianto kembali menyatakan optimismenya mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Putin Usulkan Pajak Lebih Tinggi bagi Orang Kaya di Rusia

1 Maret 2024

Putin Usulkan Pajak Lebih Tinggi bagi Orang Kaya di Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin mengisyaratkan akan menerapkan pajak lebih tinggi bagi orang kaya di negaranya.

Baca Selengkapnya