TEMPO Interaktif, Ambon: Hari keempat diliputi ketegangan, Kamis (29/4), Ambon mendapat kunjungan putri presiden Republik Indonesia, Puan Maharani. Dari Bandara Pattimura Laha, Puan langsung mengunjungi para korban kerusuhan di Rumah Sakit (RS) Bakti Rahayu dan Al Fatah dengan menaiki panser barakuda milik kepolisian dengan dengan pengawalan ketat dari satu regu pasukan kopasus dan paspampres. Puan juga didampingi Wakil Gubernur Maluku, M. Lattu Consina, Panglima Daerah Militer XVI Pattimura, Mayor Jenderal TNI Syarifudin Sumah dan Lantamal VIII Ambon, Laksamana I Lili S. Maharani. "Kedatangan saya untuk melihat situasi Ambon secara langsung, pengungsi dan para korban akibat kerusuhan. Kedatangan saya ke sini juga untuk menyampaikan salam dan empati dari presiden Megawati, supaya pihak-pihak bertikai dapat menahan diri untuk menyelesaikan konflik dan menghilangkan sentimen kelompok. Karena yang menanggung akibatnya adalah masyarakat yang tidak bersalah," kata Maharani di RS Bhakti Rahayu, Ambon. Menurut Puan, dirinya sengaja diutus ibunya untuk mengunjungi Ambon. Megawati sendiri akan mengunjungi Ambon setelah situasi sudah kondusif. Saat mengunjungi para korban, Puan memberikan bantuan berupa obat-obatan yang langsung diserahkan kepada kepala rumah sakit masing-masing. Berdasarkan data Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Maluku, 1.656 kepala keluarga atau sekitar sembilan ribu jiwa menjadi pengungsi akibat konflik di Ambon sejak 25 April itu. Para pengungsi tersebar di Kecamatan Sirimau di gedung Azhari Al Fatah, Kecamatan Nusamiwe di Taman Hiburan Rakyat Waihaong dan Kecamatan Teluk Ambon Baguala di Desa Halong Lattari dan Desa Passo. Menurut Kepala Dinas Kesejahteraan Maluku, AR Uluputy, pihaknya menyalurkan persediaan beras dan mie instan kepada pengungsi. Beras yang akan disalurkan mencapai 350 ton dan sudah dibagikan 18 ton di Passo dan 22 ton di gedung Azhari Al Fattah serta THR Waihaong. Sementara itu, bantuan dari Departemen Sosial berupa bahan makanan dan pangan akan tiba Jumat (30/4). "350 ton beras itu beras untuk pengungsi. Tapi sementara dihentikan pembagiannya untuk persiapan emergency," kata Uluputy. Yusnita - Tempo News Room
Kerusuhan Manokwari, Polisi: Penembakan Sesuai Prosedur
28 Oktober 2016
Kerusuhan Manokwari, Polisi: Penembakan Sesuai Prosedur
Tembakan polisi menewaskan Onesimus Rumayom, 40 tahun. Selain mengakibatkan korban tewas, kerusuhan menyebabkan lima orang terluka. Dua di antaranya kritis.