KPAI : Jangan Libatkan Anak dalam Pilkada

Reporter

Editor

Selasa, 3 Juli 2012 05:26 WIB

Warga memakai kaus kampanye pasangan Foke-Nara pada kampanye pilkada di Sawah Besar, Jakarta Pusat, Jumat (29/06). Tanpa di dampingi Fauzi Bowo, Cawagub Nachrowi Ramli mengajak makan soto bersama warga di warung soto di sekitar pemukiman. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO , Jakarta: Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan tidak ada perbedaan aturan ihwal pelibatan anak dalam pemilihan umum dan dalam pemilihan kepala daerah (pilkada). Keduanya tidak boleh melibatkan dan mengeksploitasi anak-anak.

“Itu penyesatan. Kalau membolehkan, berarti Panwaslu tidak paham soal Undang-Undang Perlindungan Anak,” ujar Sekretaris KPAI Muhammad Ihsan kepada Tempo.

Sebelumnya, anggota Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Muhammad Jufri, mengatakan ada hal yang berbeda antara kampanye pemilu legislatif dan pilkada. Salah satunya, orang tua tidak dilarang membawa anaknya yang masih kecil untuk ikut berkampanye. \"Sebenarnya bukan dibolehkan, tapi memang tidak ada aturannya,\" kata dia dalam sebuah diskusi, Ahad lalu.

Menurut Ihsan, semua undang-undang yang mengatur pemilu dan pilkada otomatis tunduk kepada Undang-Undang Perlindungan Anak. “Jadi, tidak ada bedanya antara pemilu dan pilkada. Intinya, keterlibatan anak dilarang dalam kegiatan politik,” kata dia.

Jika aturan ini dilanggar, pelaku yang terbukti bersalah diancam hukuman lima tahun penjara dan denda Rp 100 juta.
“Biasanya yang terbukti bersalah hanya tim suksesnya. Namun, jika bisa membuktikan bahwa pasangan calon peserta pilkada juga bersalah, pada tingkat Mahkamah Konstitusi kemenangannya bisa dibatalkan,” ujarnya.

Terkait dengan pemilihan Gubernur DKI, saat ini KPAI sudah menerima empat pengaduan ihwal keterlibatan anak dalam kampanye. “Kami imbau masyarakat tidak memilih calon gubernur yang tidak bertanggung jawab terhadap anak,” ujar Ihsan.

ELLIZA HAMZAH





Terkini:



UGM Buat Kamus Kedokteran Bahasa Jawa
Nasabah Bank Century Kembali Mengadu ke DPR

Korupsi Al-Quran Ganggu Citra Golkar dan Ical

Pensiunan Astronot Tewas Kecelakaan Jet Ski
Rokok Picu Kemiskinan

Advertising
Advertising

Berita terkait

Angka Keramat Nawacita

28 April 2015

Angka Keramat Nawacita

Pemilihan Presiden Juli 2014 lalu menjadi etos baru bagi rakyat untuk menentukan calon pemimpinnya. Bagi saya dan sebagian pemilih Jokowi, yang untuk pertama kalinya memilih dalam pemilihan, karena sebelumnya golongan putih, ada motif yang menggerakkan kami. Salah satu motif itu adalah janji kampanye Jokowi yang bertitel Nawacita.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

17 Desember 2014

Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

Kemitraan menemukan suap dalam pemungutan suara.

Baca Selengkapnya

Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

5 Agustus 2014

Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

Keterangan Jokowi diperlukan agar kasus pengaduan tabloid Obor Rakyat dapat diproses lebih lanjut

Baca Selengkapnya

Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

9 Juli 2014

Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

Dengan memilih, Ahok berujar, kemungkinan warga merasakan penyesalan jauh lebih kecil ketimbang mengabaikan haknya.

Baca Selengkapnya

Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

8 Juli 2014

Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

Setiap kelurahan terdapat sekitar 100 DPT ganda.

Baca Selengkapnya

Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

6 Juli 2014

Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

Secara keseluruhan, Jokowi-Kalla dipercakapkan hingga 64.297 kali, jauh mengungguli Prabowo-Hatta.

Baca Selengkapnya

Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

5 Juli 2014

Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

Hatta hanya tersenyum pahit dan enggan melanjutkan pertanyaan.

Baca Selengkapnya

Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

5 Juli 2014

Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

Selain tabloid, mereka juga membagikan jadwal puasa Ramadan dan pin bergambar Jokowi-JK.

Baca Selengkapnya

Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

5 Juli 2014

Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

Sapujagat sebenarnya bukan media baru. Tabloid 16 halaman yang berkantor di Jalan Makam Peneleh Nomor 39, Surabaya, itu sudah muncul sejak awal 2000.

Baca Selengkapnya

Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

5 Juli 2014

Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

Dukungan warga terbelah diantara dua calon presiden di sejumlah sudut Jakarta.

Baca Selengkapnya