TEMPO.CO, Bandung—Perlu dana US$ 1 - 1,5 juta untuk menyiapkan seorang pilot militer TNI Angkatan Udara di Indonesia. Dana pendidikan seorang pilot selama 2-3 tahun sekitar Rp 9,5 hingga Rp 14 milyar dan itu seluruhnya ditanggung negara.
Direktur Utama Bandung Pilot Academy Nasrun Natsir mengatakan, biaya sekolah penerbangan TNI AU jauh lebih mahal daripada sekolah penerbang swasta. “Satu jam terbang training pesawat F-16 saja biayanya US$ 5.000 atau Rp 50 juta,” kata mantan instruktur penerbang pesawat tempur di Angkatan Udara itu, Sabtu, 23 Juni 2012.
Sekolah penerbang TNI AU biasanya berjalan selama 18 bulan. Siswa yang lulus kemudian berlatih di kesatuan selama 6 bulan. Setiap siswa kemudian diberikan pilihan sebagai pilot pesawat tempur, transportasi, atau helikopter. Mereka pun disiapkan lagi untuk latihan operasi perang, selama 6-12 bulan.
Tingginya biaya sekolah pilot itu, kata Nasrun, karena TNI AU memakai peralatan dan fasilitas mahal dan lengkap. Memang, ujar dia, ketika ada pilot militer yang tewas akibat kecelakaan pesawat jatuh seperti peristiwa Fokker 27 di perumahan Lanud Halim Perdanakusumah, Kamis lalu, atau dalam laga pertempuran, negara mengalami kerugian. ”Kehilangan sumber daya pilot itu kan aset penting,” katanya.
Namun TNI AU dengan kas negara, ujar dia, telah menyiapkan regenerasi pilot dengan bagus. Sehingga tetap selalu ada pilot tangguh di setiap angkatannya. Tapi Nasrun tidak bisa menyebutkan karena alasan kerahasiaan TNI.
ANWAR SISWADI
Berita terkait
Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak
1 hari lalu
Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaMayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan
2 hari lalu
Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.
Baca SelengkapnyaKisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda
2 hari lalu
Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.
Baca SelengkapnyaMakna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda
2 hari lalu
Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani
Baca SelengkapnyaKPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya
2 hari lalu
Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.
Baca SelengkapnyaPolitikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay
3 hari lalu
Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.
Baca SelengkapnyaUSAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus
7 hari lalu
Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah
Baca SelengkapnyaGibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah
7 hari lalu
Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.
Baca SelengkapnyaKPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal
8 hari lalu
Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.
Baca SelengkapnyaKemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia
13 hari lalu
Tenaga pendidik akan ditempatkan Kemendikbudristek di CLC yang berlokasi di perkebunan atau ladang dengan masa penugasan selama 2 tahun.
Baca Selengkapnya