TEMPO.CO, Jayapura - Ketua Umum Barisan Merah Putih Indonesia Ramses Ohee mengatakan dialog Jakarta-Papua sebaiknya tidak keluar dari bingkai NKRI. “Kita ini negara kesatuan, dialog Jakarta-Papua boleh-boleh saja, asalkan jangan keluar. Kalau ada pembicaraan yang mengarah pada disintegrasi bangsa, maka harus dibubarkan,” kata Ramses Ohee, Selasa malam, 19 Juni 2012.
Menurut dia, hal pertama yang perlu dikerjakan para penggagas dialog, yakni menentukan materi apa yang akan dibicarakan. “Soal kesejahteraan, adat, dan budaya atau sosial, mungkin masih diterima. Kalau sudah keluar, itu salah,” katanya.
Barisan Merah Putih (BMP) hadir dalam pertemuan tertutup bersama Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, dan rombongan pejabat tinggi negara di Swiss-Belhotel, Kota Jayapura, Senin malam.
BMP berbicara tentang sebelas kursi di DPR Papua yang sampai saat ini belum diisi. “Padahal itu sudah keputusan MK, seharusnya segera ditentukan, bukan mengambang,” ujarnya.
Ia mengatakan pertemuan itu tak membahas dialog Jakarta-Papua. “Kalau setelah itu ada jumpa pers dengan wartawan dan ada pertanyaan soal dialog, kami malah tidak berbicara itu pada pertemuan dengan Menko,” katanya.
Ohee berpendapat, dialog dapat tercapai apabila ada niat baik dari kedua belah pihak. “Jangan niat buruk. Jika dialog ini penting untuk orang Papua, kita mendukung itu,” ucapnya.
Ketua Lembaga Masyarakat Adat Port Numbay George Awi menyatakan perlu ada komunikasi yang intens sebelum digelar dialog. “Penting juga menentukan format dialog itu seperti apa, apakah dalam bentuk pertemuan, diskusi, atau apa, harus juga ada mediator yang tidak berpihak pada siapa-siapa,” katanya.
Awi menjelaskan, apabila dialog nanti gagal menghasilkan manfaat atau output yang jelas, maka akan sia-sia. “Apa manfaatnya, pertanyaan ini harus dijawab sebelum dialog,” ujarnya lagi.
Rombongan Menteri Djoko Suyanto berada dua hari di Jayapura meninjau situasi keamanan di daerah itu. Rombongan menggunakan pesawat khusus Boeing 737 TNI-AU, tiba sekitar pukul 15.30 WIT di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura. Sore tadi, rombongan melanjutkan perjalanan ke Timika, Papua.
JERRY OMONA
Berita terkait
Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara
25 April 2016
Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.
Baca SelengkapnyaPolri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara
25 April 2016
Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.
Baca SelengkapnyaTolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar
24 April 2016
Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.
Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi
8 September 2015
Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.
Baca SelengkapnyaJokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum
11 Agustus 2015
Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.
Baca SelengkapnyaPresiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan
11 Agustus 2015
Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara
10 Agustus 2015
Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.
Baca SelengkapnyaRusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran
10 Agustus 2015
Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.
Baca SelengkapnyaHasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM
10 Agustus 2015
Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Baca SelengkapnyaTolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki
10 Agustus 2015
Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.
Baca Selengkapnya