TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia mengecam Menteri Keuangan Agus Martowardojo yang tak mempedulikan pemotongan anggaran lembaga tersebut. Wakil Ketua Komisi Hak Asasi Yosep Adi Prasetyo menilai Agus Martowardojo tak mempedulikan pelanggaran hak asasi manusia di negeri ini. "Menurut saya, ini kesewenang-wenangan seorang Menteri Keuangan tanpa mempertimbangkan berbagai pelanggaran HAM yang terjadi," kata Yosep di kantornya, Senin, 21 Mei 2012.
Anggaran Komisi Hak Asasi tahun ini mengalami pemotongan hingga 30 persen. Pemotongan dengan angka sama juga terjadi pada anggaran Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Sedangkan Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan mengalami pemotongan anggaran program lebih besar, yaitu 85 persen.
Yosep menilai pemotongan ini bakal berdampak pada kinerja lembaganya yang harus mengusut dan memediasi kasus pelanggaran hak asasi. Terutama, di daerah terpencil. "Kami masih bisa menjalankan fungsi mediasi jika yang berkonflik datang ke kantor Komnas HAM dengan biaya sendiri," ujarnya.
Menurut Yosep, lembaganya sudah menyurati Menteri Keuangan pada 16 Maret lalu. Sebulan kemudian, Menteri Agus menyatakan Komisi Hak Asasi harus mengikuti pemotongan anggaran itu. "Ini penodaan komitmen reformasi," katanya.
Wakil Ketua Komisi Perempuan Desti Murdijana mengatakan prinsipnya tiga lembaga itu memahami penghematan duit negara. Sayangnya, kebijakan itu dipukul rata. "Sejumlah kegiatan utama tahun kerja 2012 tak dapat dilakukan," kata Desti.
Tiga lembaga ini akan bertemu Menteri Keuangan untuk berdiskusi tentang dampak pemotongan anggaran tersebut. Mereka juga bertemu dengan Komisi Hukum DPR dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
PRIHANDOKO
Berita terkait
Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik
2 jam lalu
Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.
Baca SelengkapnyaAktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna
12 hari lalu
Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976
Baca SelengkapnyaIsrael Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober
17 hari lalu
Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.
Baca SelengkapnyaMK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia
45 hari lalu
MK RI menyerukan dukungan untuk Palestina dalam forum pertemuan Biro World Conference on Constitutional Justice atau WCCJ ke-21 di Venice, Italia.
Baca SelengkapnyaAnggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?
50 hari lalu
Anggota Komite HAM PBB Bacre Waly Ndiaye mempertanyakan dugaan intervensi Jokowi di Pilpres 2024 dalam sidang di Jenewa, Swiss.
Baca SelengkapnyaKontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa
51 hari lalu
KontraS menyayangkan respons delegasi Indonesia terhadap berbagai kritik dan pertanyaan dari ICCPR.
Baca SelengkapnyaInternational Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi
56 hari lalu
Aliansi Perempuan Indonesia menuntut penegakan demokrasi dan supremasi hukum
Baca SelengkapnyaKini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?
58 hari lalu
Prabowo Subianto punya hubungan kurang harmonis dengan Amerika Serikat (AS). Dia pernah masuk dalam daftar hitam selama 20 tahun.
Baca SelengkapnyaAndri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan
29 Februari 2024
Andri Alapas terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru Periode 2024-2028 pada Kamis, 29 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaSederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi
25 Februari 2024
Bagaimana intimidasi dan kekerasan terjadi kepada para pihak yang menggaungkan pemakzulan presiden.
Baca Selengkapnya