Jaminan Menteri Djoko: Polisi Pakai Gas Air Mata dan Peluru Karet
Reporter
Editor
Jumat, 30 Maret 2012 09:33 WIB
Dua mahasiswa menunjukkan peluru dan Bom Asap yang digunakan Polisi dalam bentrok antara mahasiswa dan Polisi setelah demosrtasi menolak kenaikan BBM di salemba, Jakarta Pusat, Kamis malam, 29 Maret 2012. Dalam bentrokan ini jatuh 7 korban luka-luka , 1 dari pihak kepolisian dan 6 dari Mahasiswa. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto menjamin bahwa polisi hanya dibekali senjata peluru karet dalam mengamankan jalannya demonstrasi. "Selain itu, polisi dibekali gas air mata dan water canon," kata Djoko dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 30 Maret 2012.
Dia memastikan tidak ada polisi yang membawa peluru tajam. "Bahkan penggunaan peluru karet pun sangat kami batasi," katanya.
Kata dia, peluru karet hanya dikeluarkan jika polisi benar-benar terancam. Oleh karena itulah, Djoko membantah jika ada korban jiwa dalam bentrokan di Salemba-Jalan Diponegoro.
Menurut Djoko, dalam insiden bentrok antara pengunjuk rasa dan polisi hanya ada 5 orang pengunjuk rasa yang terluka akibat serpihan peluru karet. "Dari pihak polisi ada 10 korban, termasuk Kapolsek Senen yang terluka parah," katanya.
Djoko juga menyebut kabar korban tewas dalam bentrok pendemo dengan polisi di Salemba menyesatkan dan sangat provokatif. Menurut dia, kabar yang menyebar melalui pesan pendek itu sengaja disebar oleh pihak yang tak bertanggung jawab.
"Berita tentang tertembaknya mahasiswa yang beredar melalui SMS atau telepon tidak benar. Ini penting untuk menghindari apa yang terjadi pada 1998," kata Djoko. "Jangan sampai kita dirusak oleh fitnah seperti itu."
Djoko menambahkan dalam insiden itu terdapat satu satpam dan lima mahasiswa luka karena kena serpihan gas air mata, batu dan kaca.
Unjuk rasa yang menolak harga bahan bakar minyak naik berakhir ricuh. Belasan orang dilarikan ke rumah sakit. Kepala Polsek Senen juga menjadi korban dan dilarikan ke RSCM. Dalam bentrok itu, mobil polisi dibakar massa. Pos polisi di depan kampus YAI Salemba juga menjadi sasaran kemarahan massa.