Luapan Sungai Cimanuk Rendam Ratusan Rumah di Garut
Reporter
Editor
Rabu, 29 Februari 2012 04:55 WIB
Seorang warga ditemani cucunya saat berada dalam perahu melintasi sekolah dasar yang terendam banjir di kampung Mekarsari, Cienteung, Kab. Bandung, Jabar, Senin (27/2). ANTARA/Fahrul Jayadiputra
TEMPO.CO, Jakarta -- Sebanyak 350 rumah di Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat, terendam banjir. Ketinggian air yang masuk ke pemukiman warga berkisar antara 1 sampai 1,5 meter. "Sampai saat ini air masih terus mengalir deras," ujar Komandan Kodim 0611 Garut Letnan Kolonel Edi Yusnandar, di lokasi kejadian, Selasa tengah malam, 28 Februari 2012.
Banjir tersebut berasal dari sungai Cimanuk karena tidak mampu menampung air hujan yang mengguyur wilayah Garut sejak siang hingga sore. Luapan air mulai masuk ke pemukiman warga sekitar pukul 20.00 WIB.
Menurut Edi, berdasarkan data sementara, akibat peristiwa ini sedikitnya tiga rumah warga hanyut terbawa arus. Warga yang terkena banjir diantaranya 200 rumah di Kampung Cimacan, Desa Haurpanggung dan sebanyak 100 rumah di Kelurahan Sukakarya.
Saat ini ratusan koran banjir mengungsi ke tempat yang lebih aman. Untuk warga Desa Haurpanggung diungsikan disekitar pabrik susu MDL 525, sedangkan warga Kelurahan Sukakarya, mengungsi di rumah saudara dan tetangga yang lebih aman. "Proses evakuasi masih terus berlangsung, kita sedang menyiapkan personil tambahan untuk membantu warga," ujar Edi.
Menurut salah seorang warga Kampung Cimacan, Yuyus, 35 tahun, mengatakan banyak diantara warga yang tidak dapat menyelamatkan barang berharga miliknya. Alasannya karena air dari luapan sungai mengalir ke pemukiman secara mendadak.
Rumah warga yang mengalami kerusakan paling parah rata-rata yang berada tidak jauh dari bantaran sungai. Bangunan yang paling banyak terendam itu berupa rumah kontrakan dan kost-kostan. "Kami cukup kaget, karena air datangnya mendadak. Rumah yang lokasinya di bawah kondisinya paling parah," ujar Yuyus.
Hingga berita ini ditulis, luapan air dari sungai Cimanuk masih terus mengalir deras ke pemukiman. Sebagian warga pun terlihat sibuk menyelamatkan barang berharga miliknya.