TEMPO Interaktif, Papua: Ketua Komnas HAM, Abdul Hakim Garuda Nusantara bersama timnya tiba di Jayapura, Senin (12/1) pagi. Kedatangan tim ini untuk melakukan penyelidikan atas dugaan pelanggaran HAM yang terjadi pasca kasus Wasior di Manokwari, Juni 2001, dan pasca pembobolan gudang senjata milik Makodim 1702/Jayawijaya oleh kelompok sipil, April 2003. Tim Komnas HAM itu antara lain Amiruddin, Sriyana, Enny Soeprapto, Syahrudin Bahar, Anshari Thoyib, Supardi dan Hasballah M. Saad. Dugaan pelanggaran HAM kasus Wasior pada Juni 2001 di Kabupaten Manokwari itu bermula dari penyerangan dari kelompok sipil pimpinan Koridama terhadap pos Brimob yang menjaga perusahaan kayu di Wasior. Peristiwa ini menyebabkan lima anggota Brimob meninggal dunia dan beberapa pucuk senjata hilang. Setelah kejadian itu, polisi melakukan penyisiran dan dari penyisiran. Dalam penyisiran ini diduga terjadi pelanggaran HAM terhadap warga sipil di sekitar Wasior, Kabupaten Manokwari. Dugaan pelanggaran HAM di Wamena, Kabupaten Jayawijaya bermula dari pembobolan gudang senjata milik Makodim 1702/Jayawijaya dan hilangnya beberapa pucuk senjata pada April 2003. Setelah pembobolan itu, TNI melakukan penyisiran dan pengejaran pelaku di sekitar daerah Sinakma, Woma hingga ke Kuyawage diKabupaten Jayawijaya. Dalam penyisiran dan pencarian senjata itulah diduga terjadi pelanggaran HAM.Anggota Tim Komnas HAM dari Papua Demianus Wakman SH, Senin (12/1), mengatakan, tim penyelidikan kasus Wasior dan Wamena ini berjumlah 16 orang lebih yang nantinya akan terbagi menjadi dua tim, yakni Tim A untuk Kasus Wasior dibawah pimpinan Hasballah M Saad. Sedangkan untuk Tim B menangani Kasus Wamena dipimpin Syafrudin Bahar. Setelah melakukan pertemuan intern dengan para anggota Komnas HAM, rencananya Selasa (13/1) tim akan bertemu Pangdam XVII/Trikora Mayjen TNI Nurdin Zainal MM dan Kapolda Papua Irjen Pol Timbul Silaen. Hari berikutnya, Rabu (14/1), tim akan melakukan pertemuan dengan Gubernur Provinsi Papua, Drs. J.P. Sollosa dan Ketua DPRD Papua Drs John Ibo. Kamis (15/1), tim akan melakukan serangkaian pertemuan dengan sejumlah LSM, tokoh agama, tokoh masyarakat dan juga Dewan Adat Papua. "Pertemuan kami dengan Muspida ini hanya untuk silahturahmi saja, sekaligus memberitahukan tentang rencana pro justitia yang akan kami mulai pada bulan ini juga," kata mantan Direktur LBH Papua ini.Sesudah pertemuan dengan Muspida, rencananya tim akan terbagi dua yakni ke Wasior-Manokwari dan Wamena. Tujuan tim ke Wamena dan Manokwari adalah untuk melihat pemeriksaan para saksi dan juga melihat TKP, serta mengadakan pertemuan dengan Dandim Jayawijaya Letkol Gustaf dan Bupati Jayawijaya David Hubi di Wamena. Serta melakukan pertemuan dengan Kapolres Manokwari dan Bupati Manokwari Dominggus Mandacan di Manokwari. ?Tim akan bekerja secara marathon dalam menyelesaikan kedua kasus ini,? ungkap Demy. Abdul Hakim Garuda Nusantara mengatakan, keikutsertaannya ke Papua ini untuk bertemu Gubernur Provinsi Papua dan unsur pimpinan militer setempat. Pertemuan ini supaya semua pihak mendukung proses penyelidikan pro yustitia. "Saya punya tugas sebagai ketua memastikan bahwa keputusan itu jalan," ungkapnya kepada wartawan di Lobi Hotel Relat Jayapura, Senin (12/1), usai bertemu secara tertutup dengan Tim Komnas HAM.Menurutnya, ini adalah penyelidikan pro justitia, sebab memang di dua (Wasior dan Wamena) tempat tersebut, ditemukan indikasi adanya pelanggaran HAM. ?Nantinya harus diselidiki untuk diketahui dengan jelas, apakah ada pelanggaran HAM berat atau ini pelanggaran HAM biasa saja,? jelasnya. Cunding Levi - Tempo News Room