TEMPO.CO, Kupang - Pemerhati Laut Timor, Ferdi Tanoni, menciptakan sebuah lagu yang berjudul Beta Laut Timor sebagai bentuk rintihan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) atas pencemaran yang terjadi di Laut Timor. Pencemaran laut tersebut terjadi akibat meledaknya ladang minyak Montara di Block Atlas pada 21 Agustus 2009 silam.
"Lagu ini merupakan bentuk rintihan masyarakat NTT atas pencemaran di Laut Timor yang tak kunjung terselesaikan," kata Ferdi kepada Tempo di Kupang, Rabu, 8 Februari 2012.
Lagu yang diciptakan ini, menurut Ferdi, tidak hanya terkait pencemaran di Laut Timor. Tapi seluruh permasalahan yang terjadi di laut tersebut, seperti batas laut antara Indonesia-Australia dan Timor Leste. Selain itu, liriknya juga mengisahkan kandungan mineral di laut yang sering dieksploitasi secara ilegal oleh pihak asing. "Lagu bercerita tentang kandungan Laut Timor dan batas perairan di daerah ini," katanya.
Ferdi mengatakan, lagu ini akan diluncurkan pada awal Maret 2012, bertepatan dengan pelaksanaan seminar nasional pencemaran Laut Timor di Jakarta. "Lagu ini akan dinyanyikan Ebiet G. Ade. Kami sudah melakukan pendekatan kepada dia (Ebiet)," katanya.
Kenapa Ferdi protes lewat lagu? Alasannya adalah musik juga bisa menjadi bentuk keprihatinan kepada pemerintah Indonesia yang tidak serius menyelesaikan masalah pencemaran di Laut Timor. Sebab, sudah hampir tiga tahun pencemaran terjadi, namun sampai saat ini tidak ada penyelesaiannnya. "Pemerintah tidak serius selesaikan masalah pencemaran di Laut Timor," ujarnya.
Walaupun pencemaran Laut Timor dibuat lagu, Ferdi menegaskan tetap akan mengajukan gugatan kepada Pemerintah Indonesia, Australia dan PTTEP Australasia. "Walau begitu, kami tetap ajukan gugatan ke pengadilan Australia," katanya.
Berdasarkan data Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB), tumpahan minyak montara mencemari 90.000 kilometer persegi perairan Laut Timor dari perkiraan semula yang hanya mencapai 25.000 kilometer persegi. Akibatnya, puluhan ribu bahkan ratusan ribu masyarakat Timor Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan kepulauan sekitarnya, menderita berkepanjangan.
Nelayan Oesapa Kupang, Haji Mustafa, mengatakan, sejak tahun 2009 lalu, dampak pencemaran Laut Timor akibat meledaknya ladang minyak Montara sudah dirasakan nelayan di NTT. Hasil tangkapan nelayan Oesapa menurun antara 70-80 persen. "Dampak itu masih dirasakan hingga saat ini," katanya.
Bahkan sedikitnya 3.500 nelayan di Oesapa memilih mengungsi ke beberapa provinsi lain untuk mencari kehidupan baru. Provinsi tujuan nelayan itu, antara lain Papua, Makassar, Sulawesi Utara, dan Bangka Belitung.
YOHANES SEO
Berita terkait
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan
26 hari lalu
Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.
Baca SelengkapnyaLimbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka
45 hari lalu
Gakkum KLHK menetapkan empat tersangka pencemaran lingkungan di Taman Nasional Karimunjawa. Kejahatan terkait limbah ilegal dari tambak udang.
Baca SelengkapnyaPencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini
14 Januari 2024
Peningkatan aktivitas industri pertambangan menimbulkan risiko terjadinya pencemaran lingkungan.
Baca SelengkapnyaSagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan
12 November 2023
Sampah pembalut dan popok dikenal kerap menjadi masalah. Sagu disebut-sebut bisa membuat dua benda itu ramah lingkungan
Baca SelengkapnyaDiduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman
10 Oktober 2023
Pabrik pengolahan jagung PT Global Solid Agrindo (PT GSA) dilaporkan warga ke Ombudsman karena diduga mencemari lingkungan.
Baca SelengkapnyaBesok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral
5 Oktober 2023
Pandawara Group mengunggah video terbaru yang berisi permohonan maaf hingga memberi klarifikasi terkait tujuan bersihkan Pantai Cibutun Loji Sukabumi
Baca SelengkapnyaWarga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan
29 September 2023
Warga Karimunjawa, Kabupaten Jepara menolak keberadaan tambak udang yang diduga mencemari lingkungan.
Baca Selengkapnya5 Dampak Polusi Udara Terhadap Kulit, Di Antaranya Memicu Stres Oksidatif
28 Agustus 2023
Paparan polusi udara secara terus menerus meningkatkan risiko perubahan pigmentasi kulit seperti hiperpigmentasi atau peningkatan produksi melanin. Hal ini menyebabkan timbulnya masalah bintik atau bercak gelap pada kulit.
Baca SelengkapnyaPemerintah Akan Kenakan Pajak Pencemaran Lingkungan, Begini Bunyi Pasal 206 PP Nomor 22 Tahun 2021
18 Agustus 2023
Pemerintah berencana kenakan pajak pencemaran lingkungan. Hal ini tertuang dalam Pasal 206 Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021. Begini bunyinya.
Baca SelengkapnyaKilas Balik 27 Juli Diperingati Sebagai Hari Sungai Nasional
27 Juli 2023
Hari Sungai Nasional merupakan bentuk apresiasi dan dorongan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian sungai.
Baca Selengkapnya