TEMPO Interaktif, Kendari:Polresta Kendari berhasil membongkar sindikat pedagang Anak Baru Gede (ABG) yang berpusat di Makassar (Sulsel) namun beroperasi di wilayah ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) itu. Empat ABG asal Kendari dijual dan dipekerjakan sebagai wanita penghibur di hotel dan cafe Pinang Mas di Makassar, kata Kasat Serse Kriminal (Reskrim) Polresta Kendari AKP Bayun S. di Kendari, Minggu (23/2). Keempat ABG yang menjadi korban itu masing-masing-masing Novita Safitri Hidayat (18), Noviandiani (17), Andri Natalia Margaretha alias Aci (21) dan Kasmawati Panisi (19). Terbongkarnya jaringan sindikat pedagang ABG itu berkat adanya laporan Aci yang berhasil kabur dari sekapan sindikat itu. Selain dari korban, Polresta Kendari sebelumnya juga telah mendapat laporan Mansyur, orang tua salah seorang dari empat ABG itu, bahwa anaknya telah dibawa ke Makassar tanpa seizinnya oleh Ivan Limbunan, orang yang diduga sebagai bos sindikat. "Saya langsung mengirim tim ke Makassar melakukan pengejaran, kata Bayun. Hari Kamis (20/2) malam sekitar pukul 22.00 Wita, polisi berhasil menangkap Ivan Limbunan (46) dan Fransiskus Tunti (43), direktur Entertainment Cafe Pinang Mas Makassar, bersama dua orang ABG korbannya. Setelah ditangkap, polisi kemudian membawa pelaku bersama kedua korban ke markas Polwiltabes Makassar untuk diamankan. Satu dari keempat ABG bernama Novita Safitri Hidayat belum ditemukan dan kini masih dalam pencarian petugas. Modus operandi yang dilakukan Ivan Limbunan untuk menipu korban-korbannya adalah dengan cara menawari mereka pekerjaan sebagai pelayan di hotel dan cafe miliknya di Makassar. Setelah berhasil mendapatkan korbannya, pelaku lalu menginapkan mereka selama semalam di salah satu hotel di Kendari. Tanggal 6 Februari 2003, keempat korban dibawa ke Makassar menggunakan pesawat. Keempat ABG itu kemudian dipaksa menandatangani perjanjian kontrak kerja dengan pelaku. Ironisnya dalam perjanjian dinyatakan bahwa keempat korban hanya bekerja sebagai purel untuk menemani tamu minum. Tapi, kenyataannya mereka juga disuruh melayani hingga ke tempat tidur setiap tamu yang mampir. (Dedy Kurniawan TNR)
Berita terkait
Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior
7 menit lalu
Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior
Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika, 19 tahun, tewas diduga dianiaya seniornya di toilet