Kapolri Berkukuh Penanganan Papua Sesuai Prosedur  

Reporter

Editor

Senin, 7 November 2011 11:07 WIB

Anggota kepolisian Mimika bentrok dengan karyawan PT. Freeport Indonesia yang melakukan aksi unjuk rasa di Timika, Papua, (10/10) ANTARA/Spedy Paereng

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Kepolisian RI menegaskan bahwa prosedur yang dilakukan Polri pada saat Kongres Papua sudah sesuai standar pengamanan. "Semua yang dilakukan berdasarkan standar terhadap pelanggaran yang mereka lakukan, terutama tindak makar," kata Kepala Polisi Timur Pradopo seusai upacara penerimaan tim FPU III di Lapangan Baharkam, Markas Besar Polri, Senin, 7 November 2011.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sebelumnya mengumumkan sejumlah pelanggaran HAM yang dilakukan Polri saat menangani Kongres Papua. Berdasarkan keterangan para saksi kepada Komnas, dua jam setelah kongres resmi berakhir, terdengar rentetan tembakan yang membuat peserta yang masih berada di arena Kongres berlari kocar-kacir.

Tiga orang tewas akibat peristiwa ini, yaitu Demianus Daniel Kadepa, Yakobus Samonsbara, dan Max Asa Yeuw. Demianus tewas akibat benturan keras di kepala bagian belakang. Sementara itu, Yakobus tewas dengan luka-luka di leher, kepala, wajah, dan mata tercungkil. Lalu Max tertembak dari arah pantat ke arah rusuk.

Serbuan itu juga melukai seorang ibu rumah tangga. Pada awalnya aparat kepolisian menahan sekitar 100 orang yang kemudian hanya menahan enam orang dengan tuduhan makar. Berdasarkan laporan kepada Komnas, orang-orang yang ditangkap mengalami kekerasan fisik yang merendahkan martabat manusia pada saat pemeriksaan.

Pradopo menyatakan, semua tindakan yang dilakukan Polri di Kongres merupakan langkah-langkah hukum. Prosedur tersebut sesuai dengan ancaman yang dibawa tersangka, yaitu tindakan makar. "Itu bisa dipertanggungjawabkan secara hukum juga," kata Pradopo.

Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri Sutarman menyatakan, setiap pihak dapat memberikan temuannya mengenai pelanggaran HAM kepada Polri. Temuan-temuan ini, menurut Sutarman, akan dikoordinasikan dengan Polda Papua untuk mengungkap kebenarannya. "Jadi, kita tidak akan pernah menutup-nutupi tindakan apapun yang kita lakukan," kata Sutarman.

Sutarman menyatakan, tindakan yang dilakukan personil Polri di Papua adalah prosedur untuk menghadapi orang yang ingin mendirikan negara. Sehingga, Polri menghadapinya dengan tindakan-tindakan dengan tujuan mempertahankan NKRI. "Kita harus nilai semuanya," katanya.

FRANSISCO ROSARIANS

Berita terkait

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

25 April 2016

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.

Baca Selengkapnya

Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

25 April 2016

Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.

Baca Selengkapnya

Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

24 April 2016

Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.

Baca Selengkapnya

Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

8 September 2015

Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

11 Agustus 2015

Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.

Baca Selengkapnya

Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

11 Agustus 2015

Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

10 Agustus 2015

Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.

Baca Selengkapnya

Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

10 Agustus 2015

Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.

Baca Selengkapnya

Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

10 Agustus 2015

Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Baca Selengkapnya

Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

10 Agustus 2015

Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.

Baca Selengkapnya