Penyebab Senjata TNI Kalah dengan Negara Lain

Reporter

Editor

Rabu, 26 Oktober 2011 20:42 WIB

TEMPO/Prima Mulia

TEMPO Interaktif,BANDUNG -Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan saat inilah waktunya untuk mulai melakukan modernisasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan pertahanan Tanah Air. Apalagi kebutuhan utama yaitu anggaran dalam hal pertahanan akan meningkat secara signifikan ditahun-tahun mendatang.

"Telah jadi tekad dan keputusan saya sebagai presiden dan kebijakan nasional, dalam kurun waktu lima tahun ini dan seterusnya membangun postur pertahanan" kata SBY saat meninjau PT Dirgantara Indonesia di Bandung, Rabu 26 Oktober 2011. " Dalam tiga tahun mendatang Indonesia akan menambah jumlah secara sigfinikan kekuatan Angkatan Darat, Laut, dan Udara. Baik berupa alutsista yang modern maupun perangkat pendukungnya,"

Menurut SBY, ada tiga kendala utama yang membuat proses modernisasi TNI dan pertahanan INdonesia dalam kurun waktu 20 tahun ini berjalan lambat. Pertama, karena Indonesia mengalami krisis ekonomi yang cukup berat. Kedua, karena krisis inilah ujungnya berpengaruh pada keuangan negara yang sangat terbatas.

"Ketiga, kita mengutamakan prioritas keperluan lain bagi rakyat kita sehingga TNI mengalah untuk pada saatnya baru melakukan modernisasi dan kekuatannya,"kata dia.

Karena itu, kata dia, wajar saja jika alat utama sistem persenjataan (alutsista) kita bisa dikatakan tertinggal dengan yang dimiliki oleh negara lain. Bahkan negara tetangga yang memiliki wilayah jauh lebih kecil dari Indonesia, dan ancaman terhadap negaranya jauh lebih kecil dari negara kita, bisa memiliki alutsista yang sebagian lebih modern, dan lebih banyak dari milik pemerintah Indonesia.

"Karena itu, pada saatnya jika sejalan dengan ekonomi Indonesia. Penerimaan APBN yang makin besar, perlu benar-benar melakukan modernisasi dan peningkatan kemampuan pertahanan kita,"ujarnya.

"Namun ini tidak berarti Indonesia ingin menghidupkan perlombaan persenjataan di kawasan ini, sama sekali tidak. Dunia dan kawasan Asia Tenggara juga tahu, bahwa Indonesia menjadi bagian penting yang membangun ASEAN Community," Ujarnya.

SBY pun mendukung penuh perusahaan milik negara seperti PT Dirgantara Indonesia yang terus menjalin kerja sama dengan pihak luar seperti Airbus Military dalam memproduksi alat-alat yang dibutuhkan untuk pertahanan negara seperti pesawat CN 295.

Menurut Direktur Utama PT DI Budi Santoso, setelah mengalami pasang surut bisnis, seluruh elemen di dalam PT DI semakin bersemangat untuk kembali membesarkan nama salah satu perusahaan yang pernah menjadi kebanggaan Indonesia itu.

"Bagai gayung bersambut, pemerintah telah menetapkan kebijaksanaan untuk merevitilisasi industri pertahanan, yang salah satu perwujudannya adalah melakukan penyelamatan PT Dirgantara Indonesia dengan program restrukturisasi dan revitalisasi melalui PT Perusahaan Pengelola Aset," kata Budi Santoso.

MUNAWWAROH

Berita terkait

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

3 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Ingin Peringatkan Cina karena Dukung Industri Pertahanan Rusia

12 hari lalu

Antony Blinken Ingin Peringatkan Cina karena Dukung Industri Pertahanan Rusia

Antony Blinken akan memperingati otoritas Cina atas segala konsekuensi mengekspor bahan baku dari Rusia yang digunakan pada industri militer

Baca Selengkapnya

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

12 hari lalu

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Dibayangi Genosida di Gaza, Israel Hadiri Pameran Dirgantara di Singapura

23 Februari 2024

Dibayangi Genosida di Gaza, Israel Hadiri Pameran Dirgantara di Singapura

Industri pertahanan Israel ikut serta dalam pameran dirgantar di Singapore Airshow pekan ini meski dibayangi genosida terhadap warga Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

Profil PT Pindad dengan Komisaris Utama KASAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak

25 Januari 2024

Profil PT Pindad dengan Komisaris Utama KASAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak

Menteri BUMN Erick Thohir resmi menunjuk Maruli Simanjuntak yang juga KSAD dan menantu Luhut sebagai komisaris utama PT Pindad. Ini profil Pindad.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ada Kader Gerindra Bermain di Proyek Food Estate Prabowo, Jokowi Tanggapi Kritik Anies Baswedan tentang Gaji TNI

8 Januari 2024

Terkini: Ada Kader Gerindra Bermain di Proyek Food Estate Prabowo, Jokowi Tanggapi Kritik Anies Baswedan tentang Gaji TNI

Berita terkini: Kader Gerindra bermain di proyek food estate kebun singkong Prabowo, Jokowi tanggapi kritik Anies Baswedan tentang gaji TNI.

Baca Selengkapnya

5 Perusahaan Industri Pertahanan Amerika Serikat Kena Sanksi Cina

7 Januari 2024

5 Perusahaan Industri Pertahanan Amerika Serikat Kena Sanksi Cina

Kementerian Luar Negeri Cina mengumumkan telah menjatuhkan sanksi pada lima perusahaan bidang industri pertahanan sebagai balasan atas tindakan salah

Baca Selengkapnya

Perang Bawa Lonjakan Keuntungan bagi Industri Pertahanan AS pada 2024

19 Desember 2023

Perang Bawa Lonjakan Keuntungan bagi Industri Pertahanan AS pada 2024

Di saat PBB menyerukan gencatan senjata di Gaza, industri pertahanan AS justru mengharapkan ledakan keuntungan dari perang ini.

Baca Selengkapnya

Defend ID: Industri Pertahanan RI Tak Terpengaruh Konflik Hamas vs Israel

10 Oktober 2023

Defend ID: Industri Pertahanan RI Tak Terpengaruh Konflik Hamas vs Israel

Direktur Utama Defend ID Bobby Rasyidin mengatakan konflik tidak hanya terjadi antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

Jokowi Targetkan Industri Pertahanan Indonesia Masuk Top 50 Dunia pada 2025

19 September 2023

Jokowi Targetkan Industri Pertahanan Indonesia Masuk Top 50 Dunia pada 2025

Presiden Jokowi mengharapkan industri pertahanan Indonesia dapat masuk ke dalam peringkat 50 besar dunia pada 2025.

Baca Selengkapnya