Satpam dan Ketua RT Dilatih Identifikasi Teroris

Reporter

Editor

Selasa, 27 September 2011 16:12 WIB

Sejumlah polisi berjaga-jaga di depan gereja Gereja Bethel Kepunton, Solo, Jawa Tengah (25/9). REUTERS/Andry Prasetyo

TEMPO Interaktif, Kediri - Ratusan anggota satuan pengamanan (satpam) dan ketua rukun tetangga (RT) di Kediri mendapat pelatihan antisipasi teror. Hal itu untuk mencegah aksi bom bunuh diri seperti yang terjadi di Solo.

Bertempat di markas Kepolisian Resor Kediri Kota, ratusan anggota satpam yang bertugas di kantor BUMN dan swasta mendapat pengarahan identifikasi gerakan terorisme. Di antaranya pengenalan ancaman teror serta langkah teknis penanggulangannya. "Sebab mereka yang bersinggungan langsung dengan kantor dan masyarakat," kata Kepala Kepolisian Resor Kediri Kota Ajun Komisaris Besar M.H. Ritonga, Selasa, 27 September 2011.

Pelatihan terhadap satpam ini dilakukan mengingat ancaman teror sering menyasar fasilitas umum dan perkantoran. Apalagi di Kediri terdapat kantor Bank Indonesia yang membawahkan wilayah eks-Karisidenan Kediri dan Madiun.

Selain satpam, sebanyak 1.700 ketua rukun tetangga (RT) juga mendapat pembekalan sama di Aula Muktamar Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Kegiatan yang diprakarsai pemerintah daerah setempat ini bertujuan meningkatkan kewaspadaan lingkungan terhadap gerakan radikal. Sebab tak jarang gerakan tersebut muncul di daerah pinggiran.

Staf Ahli Wali Kota Kediri, Maki Ali, yang menjadi pemrakarsa kegiatan mengaku tak ingin kecolongan dengan bom Solo. Karena itu dia mengundang seluruh ketua RT untuk berdialog dengan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) membahas dinamika sosial yang berkembang. "Kami tak ingin ada bibit permusuhan dan gerakan radikal di Kediri," kata Maki Ali.

Pengurus FKUB Kediri Kiai Anwar Iskandar mengatakan terorisme muncul akibat ketidakmampuan pemerintah mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Ketimpangan ekonomi dan perilaku pejabat yang korup memicu ketidakpuasan masyarakat kepada pemerintah. "Perlawanannya bisa macam-macam seperti teror," katanya.

HARI TRI WASONO


Berita terkait

WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

8 Agustus 2015

WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

Pengadilan Brunei membebaskan Rustawi karena karena tidak ada bukti kuat terkait dengan penyelundupan benda-benda berbahaya.

Baca Selengkapnya

TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

9 Mei 2015

TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

Cipeng, anak Rustawi, diduga sebagai orang yang memasukkan bom ikan itu.

Baca Selengkapnya

Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

8 Mei 2015

Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

Sutrisno alias Cipeng, warga Malang, tak diketahui keberadaannya. Namanya disebut sang ayah yang sedang terbelit kasus bondet dalam koper di Brunei.

Baca Selengkapnya

Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

8 Mei 2015

Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

Melihat tasnya terbuka, Rustawi tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap tindakan yang dilakukan anak keduanya, Cipeng.

Baca Selengkapnya

Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

8 Mei 2015

Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

Rustawi mengaku tidak tahu-menahu benda berbahaya yang ditemukan dalam kopernya.

Baca Selengkapnya

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

8 Mei 2015

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, memiliki perangkat detektor sinar-X multiview berstandar internasional.

Baca Selengkapnya

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

8 Mei 2015

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

Benda disimpulkan sebagai mainan karena tidak lagi memuat mesiu atau bahan peledak. Detektor X-Ray tak menunjukkan perubahan warna.

Baca Selengkapnya

Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

8 Mei 2015

Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

Agus menduga Rustawi dijebak oleh sebuah kelompok.

Baca Selengkapnya

Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

7 Mei 2015

Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

ISIS kemudian mengultimatum Hamas untuk melepaskan anggotanya yang ditahan dalam tempo 72 jam.

Baca Selengkapnya

WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

7 Mei 2015

WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

Rustawi telah beberapa kali berhaji dan umrah.

Baca Selengkapnya